Kamis, 17 Juli 2008

SKB 5 MENTRI MENENTUKAN HARI LIBUR NAMUN TIDAK BISA MENENTUKAN HARI KERJA SUATU JEBAKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI

PENGALIHAN JAM KERJA KE HARI SABTU DAN MINGGU atau MENENTUKAN HARI KERJA SABTU DAN MINGGU (Tinjauan Logika)
(OLEH: MAX UMBU)
Terdaat beberapa kasus menerik yang dapat kita eksplorasi terkait penentuan hari LIBUR.Penentuan hari libur misalnya pernah di tetapkan terkait PILGUB NTT yang baru lewat.Keputusan Mendagri akhirnya memuluskan peristiwa tersebut.Demikian halnya juga ketika KPU menentukan/memindahkan hari/waktu pencoblosan/pemilihan umum menjadi 9 april 2009.Keputusan pemerntah mentukan hari besar/hari raya/hari libur sudah menjadi lumrah.Namun yang menjadi pernyaan apakah MEMINDAHKAN dan MENENTUKAN suatu hari ada wewenang hukum yang dapat dijadikan alas hukum???.
Menentukan hari libur terkait PILKADA memenag menjadi wewenang MENDAGRI namun itu HANYA BERSIFAT TEMPORARY (alias sementara-jangka waktu pendek-1 hari) dan bukan bersifat permanen (tidak alas peraturannya).Apabila ditelusuri itu hanya berlaku pada PNS (Pegawai Negeri Sipil) agar dapat terbebas dari pengaruh politis dan lebih leluasa mentukan pilihan (LUBER).
Namun akan menjadi lain dan kontras bila hal di atas diperluas ke sektor dan bidang lain yang notabene di luar wilayah dan wewenang kementrian.Ini tebntu akan memanen kontroversi dari pihak yang merasa dirugikan/teraniyaya.Keputusan sesungguhnya harus lahir dan terlahir dari pertimbangan,mengingat,memutuskan (UU dan peraturan yang lebih tinggi secara hirakis).Akan semakin PARAH bila SKB ini meronntokkan tiang dan tonggak spiritualisme (keyakinan ber agama tertentu).
Secara umum memang SKB ini hanya akan MENYENGGOL sisi SOSIAL dan BUDAYA demi EFISIENSI BBM/ENERGI yang sesungguhnya buah dari kebodohan pemerintah (khususnya kebodohan 5 menteri yang yang terkait urusannya dengan ENERGY). Compang-camping dalam berpikir yang MISKIN/tidak manut pada nilai-nilai strategitas,teknis dan taktis ini akan menjadi palu godam yang akan menggorogoti ketahanan berbangsa (utamanya tiang tonggak sriritualisme-agama tertentu).Tonggak ketahanan dan pertahanan spiritual ini sesungguhnya BENTENG TERAKHIR bagi manusia/umat dalam blokade terpaan badai KERUSUHAN EKONOMI DUNIA/BBM/ENERGY.
Upaya cerdas dan cekatan kabinet SBY dalam rangka menyiasati kelangkaan energy di tanah air sungguh-sungguh diragukan.Upaya BIM SALA BIM lebih merupakan pilihan favorit.Para ahli/pakar yang bersembunyi dibalik 5 menteri tersebut sungguh telah kehilangan kemampuannya,namun disis lainnya tetap mencari jalan keluar kontroversial.
Presiden dalam hal ini benar-benar telah di AMPUTASI (kekuasaaan dan wewenangnya),karena bukan rahasia diantara 5 menteri tersebut berasal dari partai besar yang juga menyimpan strategy bagaimana melumpuhkan peluang ABY di 2009.Partai Demokrat (Sofyan jalil),Erman Suparno (PKB), Menteri Perindustrian Fahmi Idris (Golkar),Menteri Pertambangan dan Energy dst telah mengebiri masa depan rakyat.
Sabu-Minggu asasinya adalah hari libur,akan dipindahkan dan sebagai gantinya hari tersebut akan di TETAPKAN sebagai HARI KERJA,apa wewenang dan hukum yang mendasari apa??. Kebebasan beragama (memeluk agaman di republik ini di jamin 45).Implikasi /konsekwensinya BERIBADAH (umat-manusia-tenaga kerja berhak sekaligus berkewajiban).
Keputusan kontroversial ini bagaimanapun kalau kita mau jujur maka inilah akibat/kutuk ketika kita telah melumpuhkan PANCASILA sebagai dasar Negara.Etika-etis dan Estetis berbangsa dan bernegara sudah di simpan di kantong.
Perlu dilakukan GAP ANALISYS terhadap SKB yang di katakan KEBIJAKAN ini. GAP ANALISYS kinerja 5 menteri tersebut.Karna bila tidak maka buah dari keputusan itu hanya akan menjadi mimpi disiang bolong.Kalkulasi spiritualitas yang Rasional ini sejauh mana telah dapat memberikan FAYA TAHAN terhadap badai ekonomi/kelangkaan energy.
Bila kita sedikit mau berpikir RASIONAL,coba kita lihat bagaimana Amerika/Perusahaan Amerika menyiasasti mahal dan langkanya energy.Ambil contoh bagai mana beban kargo pesawat yang di atur agar lebih ringan yang bermuara pada efisiensi energy,mengurangi beban pesawat (jumlah koran,minuman botol di kurangi,air dalam kakus pesawat di kurangi,sampai pada usaha material bagasi pesawat yang di ganti dengan material yang lebih ringan sehingga berdampak pada efisiensi konsumsi energy pesawat terbang. Itu di amerika,bagaimana di Timur tengah yang nota bebe negara kaya minyak ,apakah mereka sampai nekad seperti kita/santai/masa bodoh seperti kita?. Coba kita lihat pemerintah Qatar melakukan enelitian MENGKONVERSI/PRODUKSI GAS ALAM menjadi GAS ALAM CAIR-KEROSENE menjadi BBM Pesawat JET.
Indonesia masih belum maksimal dalam memutar otak dan peras keringat menyiasati hal ini.Malahan pemerintah DIBODOHI dan ditelikung oleh temuan-temuan yang bersifat angin surga dengan BLUE ENERGYnya.Ini kasus memalukan.Suatu teknologi sederhana yang di balut MITOS ini mampu membius pemerintah/SBY.Sebelumnya juga bagai mana memanfatkan JASA TUYUL/JIN untuk menghasilkan energy,sungguh memalukan sekaligus menjijikkan.
Langkah cerdas ckup banyak bila saja pemerintah tidak tepenjara oleh MITOS dan PERDUKUNAN.Blue energy sesungguhnya dapat di SAVING tentunta degan menrangkai potensi energy alam.Bangsa ini harus memiliki LUMBUNG ENERGY yang tidak pernah dilola dengan baik,kita lebih asik dengan BONEKA DEMOKRASI -pertengkaran dan isu politik memburu kekuasaan dan kepuasan sesaat.Sesungguhnya kita telah dan sedang merampas HAK anak cucukita.Kita telah disesatkan oleh kemewahan sesaat yang di tawarkan CUKONG-CUKONG DEMOKRASI.
Kita perlu waspada dengan praktek APHATEID wajah demokrasi,demokrasi yang MEMATAHKAN DE-MARKASI (jembatan antara rakyat dan pemerintah),antara MORAL dan SPIRITUAL. Demokrasi hendaknya tidak hanya INDAH dalam angan-angan namun harusnya INDAH pula dalam parakteknya.Tidak melakukan MAL PRAKTEK nilai demokrasi.
Kita pula harus mewaspadai kiat-kiat politikus ber akal bulus yang berniat MEMBINASAKAN usaha-usaha pemberantasan KORUPSI denagn modus BARGAINING POSITION dan BARGAINING POWER.STAGNANSI permasyalahan merupakan target utama mereka.Indikasi ini akan kontras terlacak ketika suatu kasus muncul kepermukaan maka pada saat bersamaan ada kasus tandingan yang menjadi bargaining power/position.Hal lainnya seperti MENEMBAK KETUA KPK dengan peluruh EMAS menjadi calon wapres, ketua Muhammadiyah menjadi cawapres,Kapolri menjadi capres, menteri kesehatan menjadi calon presiden/wapres??, dst.
BERSAMBUNG>>>>>>>>>>>>1

Kamis, 22 Mei 2008

KPU PUSAT dan KPU NTT SALING LEMPAR BOLA API (SURAT MENYURAT BERSYARAT)

TERKAIT PILGUB NTT- KPU NTT dan KPU PUSAT SALING LEMPAR BOLA API
(SURAT MENYURAT BERSYARAT)


Surat yang ditandatangani Ketua KPU, Prof. Dr. H. A Hafiz Anshary AZ, MA, bunyinya demikian: Surat Ketua KPU Provinsi NTT Nomor 391/A/KPU/NTT/V/2008 tanggal 15 Mei Merujukperihal klarifikasi dan hasil rapat dengan KPU Propinsi NTT, Pengawas Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Desk Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daeran dan mempertimbangkan surat Ketua KPU No 926/15/V/2008 tanggal 14 Mei 2008 perihal pencalonan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi NTT, bersama ini disampaikan bahwa penyelesaian permasalahan penetapan pasangan calon dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi NTT tahun 2008 dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, hendaknya Saudara dapat mengambil keputusan sebaik-baiknya (???).Ini jelas jelas apa yang diharapkan KPU NTT agar KPU pusat dapat memberikan OBAT,namun yang di dapat hanyalah JAMU (tafsirkan saja sendiri-KPU ttidak akan mau diseret pada penafsiran yang salah-Sekaligus menegaskan keruwetan ini masih belum terekam dalam peraturan pilkada/Gub-segala kemungkinan masih bisa terjadi bagai mana argumen dapat dibangun dengan alasan utamanya UU)

Surat KPU Pusat tertanggal 16 Mei 2008 Nomor 935/15/V/2008 yang ditujukan kepada Ketua KPU NTT, sebagaimana kopiannya diterima Pos Kupang, bersifat penting dan perihal penyelesaian permasyalahan penetapan calon dalam pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.

" Hans Louk menjelaskan, rapat antara KPU NTT dengan Desk Pilkada, Senin (19/5/2008), menindaklanjuti surat KPU Pusat Nomor 935 tertanggal 16 Mei 2008 yang dikeluarkan setelah dilakukan pertemuan antara KPU Pusat dengan KPU NTT, Desk Pilkada NTT dan Panwas NTT. Berdasarkan surat itu, kata Hans Louk, KPU NTT tetap melaksanakan proses pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2008-2013. Yang menjadi pertanyaan apakah surat KPU Pusat (melalui rapat pleno-menurut Peturaturan KPU No.112 Pasal 23 yang isisnya :" KEPUTUSAN KPU HARUS DIDASARKAN PADA RAPAT PLENO YANG DIHADIRI MINIMAL SEPARUH ANGGOTA KPU" (adakah kemnungkinan keputusan itu dibuat cukup hanya dengan dihadiri 2 anggota KPU pusat???)


Terkait perubahan waktu itu, KPU NTT menyurati Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Mardiyanto, karena untuk menentukan libur pada hari pencoblosan adalah kewenangan Mendagri (No Surat dan tanggal ???).Kami sudah kirim surat ke Mendagri agar menetapkan tanggal 14 Juni 2008 sebagai hari pencoblosan (nada surat tersebut MEMOHON tapi SIFATNYA MEMERINTAH Mendagri-referensi.Kalu begitu mengapa tidak lansanakan saja dan disusul surat tersebut???-surat pemberitahuan??.Apa KPU NTT sudah dimintakan pendapatnya terkait masalah tersebut?.Wewenang Mendagri tidak bisa dilucuti dengan bunyi surat seperti itu,karena keputusan Mendagri selalu didasarkan pada sudut pandang yang lebih luas/Nasional?Tidak sempit.Kemajuan proses Pilgub NTT harusnya harus didasarkan pada kemajuan prospektif yang nyata.Tidak semu. Yang jelas Mendagripun tidak akan mau terjebak dan di jebak permasyalahan yang sesungguhnya buah dari keputusan yang dijiwai semangat melanggar UU. Telah jelas terkait penentuan hari pencoblosan dari wal tidak dilakukan dengan abalisa yang matang (waktu libur),karena PNS bagaimanapun harus bisa dengan laluasa menntukann pilihannya tanpa harus merasa timbang rasa/jasa.

Rabu, 21/05/2008 | 07.25 wita
Ubah Jadwal, KPU Propinsi NTT Surati Mendagri

Laporan Wartawan Pos Kupang, Yosep Sudarso

KUPANG, PK -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT mengubah jadwal pencoblosan Pilgub NTT dari semula tanggal 2 Juni digeser ke tanggal 14 Juni 2008. Terkait perubahan waktu itu, KPU NTT menyurati Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Mardiyanto, karena untuk menentukan libur pada hari pencoblosan adalah kewenangan Mendagri. "Kami sudah kirim surat ke Mendagri agar menetapkan tanggal 14 Juni 2008 sebagai hari pencoblosan. Perlu ada keputusan Mendagri karena kewenangan beliau untuk memutuskan tanggal 14 Juni sebagai hari libur," kata anggota KPU NTT, Hans Louk, saat dihubungi via telepon, Selasa (20/5/2008). Menurut Hans Louk, waktu pencoblosan jatuh pada tanggal 14 Juni merupakan hasil rapat KPU NTT dengan Desk Pilkada NTT di Aula Kantor Linmas NTT, Senin (19/5/2008). Kewenangan menetapkan perubahan jadwal pemilihan juga pernah ditegaskan Ketua Panwas Pilgub NTT, Djidon de Haan, saat diwawancara Pos Kupang beberapa waktu lalu. Ketika itu, Djidon mengatakan, "Kalau perubahan jadwal tahapan itu hanya sebagian, kewenangan menetapkan ada pada Mendagri. Tetapi kalau perubahan seluruh jadwal pada semua tahapan, kewenangan ada pada presiden." Hans Louk menjelaskan, rapat antara KPU NTT dengan Desk Pilkada, Senin (19/5/2008), menindaklanjuti surat KPU Pusat Nomor 935 tertanggal 16 Mei 2008 yang dikeluarkan setelah dilakukan pertemuan antara KPU Pusat dengan KPU NTT, Desk Pilkada NTT dan Panwas NTT. Berdasarkan surat itu, kata Hans Louk, KPU NTT tetap melaksanakan proses pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2008-2013. Apakah surat itu tidak menegaskan sikap KPU Pusat untuk meminta KPU NTT melanjutkan tahapan pemilihan? "Pada poin terakhir surat itu kami diminta melanjutkan dengan berpedoman pada perundang- undangan," jawab Hans Louk. Surat KPU Pusat tertanggal 16 Mei 2008 Nomor 935/15/V/2008 yang ditujukan kepada Ketua KPU NTT, sebagaimana kopiannya diterima Pos Kupang, bersifat penting dan perihal penyelesaian permaslahan penetapan calon dalam pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.*

========================================================================


========================================================================


Rabu, 21/05/2

Ubah Jadwal, KPU Surati Mendagri


KUPANG, PK -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT mengubah jadwal pencoblosan Pilgub NTT dari semula tanggal 2 Juni digeser ke tanggal 14 Juni 2008. Terkait perubahan waktu itu, KPU NTT menyurati Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Mardiyanto, karena untuk menentukan libur pada hari pencoblosan adalah kewenangan Mendagri.
"Kami sudah kirim surat ke Mendagri agar menetapkan tanggal 14 Juni 2008 sebagai hari pencoblosan. Perlu ada keputusan Mendagri karena kewenangan beliau untuk memutuskan tanggal 14 Juni sebagai hari libur," kata anggota KPU NTT, Hans Louk, saat dihubungi via telepon, Selasa (20/5/2008).
Menurut Hans Louk, waktu pencoblosan jatuh pada tanggal 14 Juni merupakan hasil rapat KPU NTT dengan Desk Pilkada NTT di Aula Kantor Linmas NTT, Senin (19/5/2008).
Kewenangan menetapkan perubahan jadwal pemilihan juga pernah ditegaskan Ketua Panwas Pilgub NTT, Djidon de Haan, saat diwawancara Pos Kupang beberapa waktu lalu. Ketika itu, Djidon mengatakan, "Kalau perubahan jadwal tahapan itu hanya sebagian, kewenangan menetapkan ada pada Mendagri. Tetapi kalau perubahan seluruh jadwal pada semua tahapan, kewenangan ada pada presiden."
Hans Louk menjelaskan, rapat antara KPU NTT dengan Desk Pilkada, Senin (19/5/2008), menindaklanjuti surat KPU Pusat Nomor 935 tertanggal 16 Mei 2008 yang dikeluarkan setelah dilakukan pertemuan antara KPU Pusat dengan KPU NTT, Desk Pilkada NTT dan Panwas NTT. Berdasarkan surat itu, kata Hans Louk, KPU NTT tetap melaksanakan proses pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2008-2013.
Apakah surat itu tidak menegaskan sikap KPU Pusat untuk meminta KPU NTT melanjutkan tahapan pemilihan? "Pada poin terakhir surat itu kami diminta melanjutkan dengan berpedoman pada perundang-undangan," jawab Hans Louk. Surat KPU Pusat tertanggal 16 Mei 2008 Nomor 935/15/V/2008 yang ditujukan kepada Ketua KPU NTT, sebagaimana kopiannya diterima Pos Kupang, bersifat penting dan perihal penyelesaian permaslahan penetapan calon dalam pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.
Surat yang ditandatangani Ketua KPU, Prof. Dr. H. A Hafiz Anshary AZ, MA, bunyinya demikian: Merujuk Surat Ketua KPU Provinsi NTT Nomor 391/A/KPU/NTT/V/2008 tanggal 15 Mei perihal klarifikasi dan hasil rapat dengan KPU Propinsi NTT, Pengawas Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Desk Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daeran dan mempertimbangkan surat Ketua KPU No 926/15/V/2008 tanggal 14 Mei 2008 perihal pencalonan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi NTT, bersama ini disampaikan bahwa penyelesaian permasalahan penetapan pasangan calon dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi NTT tahun 2008 dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, hendaknya Saudara dapat mengambil keputusan sebaik-baiknya.
Hans Louk juga menjelaskan kampanye akan dilakukan dari tanggal 26 Mei sampai 10 Juni. Untuk keperluan itu, katanya, hari ini, Rabu (21/5/2008), KPU NTT akan melakukan rapat teknis dengan tim kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Frans Lebu Raya-Esthon Foenay (Fren), Gaspar Parang Ehok-Julius Bobo (Gaul) dan IA Medah-Paulus Moa (Tulus).
Ditemui terpisah, Kepala Bagian Umum/Penjabat Pembuat Komitmen pada Sekretariat KPU NTT, Eli Rero, mengatakan, proses pengadaan logistik mulai dilanjutkan terhitung sejak hari ini, Rabu (21/5/2008). Eli menjelaskan, kelanjutan proses pengadaan logistik ini dilakukan berdasarkan hasil rapat KPU NTT dengan Desk Pilkada NTT, Selasa (19/5/2008). "Kami hanya disampaikan bahwa pengadaan logistik mulai dilanjutkan. Hasil rapat itu seperti apa saya tidak tahu. Saya hanya tahu pencoblosan akan terjadi tanggal 14 Juni 2008 karena logistik sudah harus ada di TPS (Tempat Pemungutan Suara--Red), tiga hari sebelum pencoblosan," kata Eli.
Menurut Eli, ia sudah mengirim dua staf Sekretariat KPU NTT untuk meminta tiga kontraktor di Jawa, yakni CV Pura Baru Tama (Kudus/Jawa Tengah), PT Swadarman (Jakarta) dan CV Aridas (Purwakarta) agar mulai mencetak kartu pemilih, surat suara dan formulir rekapitulasi perolehan suara (formulir C).
Ia menjelaskan, proses pencetakan logistik ini berlangsung selama 16 hari, 21 Mei sampai dengan 7 Juni 2008. Setelah itu, dari tanggal 7-9 Juni, diharapkan logistik sudah tiba di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), 9-10 Juni di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan 10-11 berada di tangan KPPS.
Dilanjutkannya tahapan pilgub juga diungkapkan Kepala Bagian Pengumpulan dan Penyaringan Informasi pada Biro Humas Setda NTT, Drs. Ubaldus Gogi, Senin (19/5/2008). "Rapat Desk Pilkada dan KPU NTT menyepakati pelaksanaan pilkada harus segera dilanjutkan," kata Gogi yang ditemui usai mengikuti rapat tersebut.
Sementara itu, KPU Pusat dan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) menghendaki Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 diproses ulang, karena KPU NTT dinilai telah melakukan pelanggaran substantif dan prosedural dalam penyelenggaraan pilkada.
Menurut Juru bicara Tim Konsultasi Pimpinan DPRD NTT, Cendana Abubakar, dan Ketua DPRD NTT, Drs. Mell Adoe, ketika dihubungi dari Kupang, Selasa (20/5/2008), pelanggaran paling besar yang dilakukan KPUD NTT adalah menunda sebagian tahapan Pilgub NTT tanpa adanya persetujuan DPRD, Gubernur dan Mendagri serta sejumlah pelanggaran lainnya dalam proses sampai penetapan peserta Pilgub NTT seperti yang diamanatkan dalam PP No. 6 Tahun 2005.
"Ada banyak hal yang sudah disampaikan KPU Pusat kepada KPUD NTT melalui suratnya tertanggal 14 dan 16 Mei 2008, tetapi KPUD NTT terkesan tidak peduli dengan saran-saran tersebut dan memilih untuk bertindak semaunya tanpa mempedulikan apa yang telah disampaikan oleh KPU Pusat," kata Mell Adoe. (dar/aca/ant)


Janji Bangun Kesehatan


TIGA calon Gubernur NTT meneken janji moral untuk memperhatikan dan membangun sektor kesehatan di NTT. Janji itu ditandai dengan penandatangan deklarasi bersama di Aula El Tari, Kupang, Senin (19/5/2008), seusai Semiloka Nasional dengan tajuk "Masalah dan Tantangan Kesehatan Masyarakat pada Skala Global, Nasional dan Regional/NTT".
Dari tiga cagub, hanya Drs. Frans Lebu Raya (Fren) dan Drs. IA Medah (Tulus) yang hadir sendiri. Sedangkan Drs. Gaspar Parang Ehok tidak hadir dan diwakili oleh dr. Herman Man. Sebelum penandatanganan deklarasi itu, Lebu Raya, Medah dan Herman Man mengekspos program pembangunan bidang kesehatan jika terpilih menjadi Gubernur NTT lima tahun ke depan.
Acara ini menarik ratusan peserta semiloka yang memenuhi aula El Tari. Para peserta terlihat penuh perhatian dan antusias menyimak masing-masing calon memaparkan programnya di sektor kesehatan. Masing-masing calon diberi waktu 15 menit. Setelah itu dua panelis ahli, masing-masing Prof. Dr. dr. Ascobat Gani, MPH dan Dr. dr. Adang Bachtiar, MPH, mengajukan pertanyaan kepada masing-masing paket.
Masing-masing calon memaparkan program-programnya di sektor kesehatan, dari masalah hingga jalan keluarnya. Ketiganya sependapat bahwa sektor kesehatan adalah sektor yang vital, sehingga perlu diperhatikan secara serius.
Prof. Ascobat Gani ketika diberi waktu untuk bertanya, mengatakan bahwa semua program ketiga calon banyak unsur normatif yang bersifat teknis. Dia menyebut satu masalah yang tidak diperhatikan ketiga calon, yakni masalah pembiayaan bidang kesehatan dari pemerintah. Sebab, program-program yang disampaikan ketiga calon pembiayaannya bersumber dari pemerintah. Gani menanyakan, bagaimana strategi para kandidat melakukan mobilisasi sumber daya kesehatan dari pemerintah untuk kesehatan, sebab sudah terkenal di dunia, Indonesia adalah pemerintah yang pelit dalam mengalokasikan anggaran untuk kesehatan.
Menjawabi pertanyaan ini, Frans Lebu Raya mengatakan, untuk mengatasi permasalahan kesehatan di NTT, maka pihaknya akan terus berkoodinasi dengan pemerintah pusat untuk melihat secara jernih dan mau melihat permasalahan yang ada di NTT. Sedangkan di tingkat daarah, pihaknya akan berupaya meningkatkan pendapatan asli rakyat yang kemudian berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah.
Upaya ini harus terus dilakukan, kata Lebu Raya, karena masalah kesehatan bukan semata berkaitan dengan masalah kesehatan saja, tetapi juga berkaitan dengan masalah ekonomi dan pendidikan yang dihadapi masyarakat. Lebu Raya juga menegaskan akan membangun kerja sama dengan lembaga-lembaga donor, LSM Internasional yang mempunyai kepedulian dengan masalah kesehatan di NTT.
Dokter Herman Man, yang mewakili Drs. Gaspar Parang Ehok, mengatakan bahwa seluruh program yang dijabarkan dan akan dilaksanakan dalam jangka panjang dan menengah harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tepat sasaran. Sektor prioritas harus dipertajam, baik sektor kesehatan maupun sektor lainnya.
Bagi paket Gaul, jelas dr. Herman Man, sektor kesehatan menempati urutan keempat setelah pengentasan kemiskinan, pembangunan ekonomi dan peningkatan SDM. Strategi yang dilakukan paket Gaul dalam mobilisasi sumber daya kesehatan dari pemerintah untuk kesehatan adalah dengan terus melakukan advoksi ke DPRD dan melobi pemerintah pusat.
Sedangkan IA Medah mengatakan, untuk memobilisasi APBD maka perlu memberikan porsi yang proporsional sesuai dengan kondisi kesehatan di NTT. Bagi paket Tulus, kata Medah, sektor kesehatan adalah masalah prioritas yang harus diperhatikan.
Sementara Adang Bachtiar menanyakan keberanian para calon memikirkan dan menyelesaikan, menguraikannya menjadi program dan menjelaskan kepada rakyat tentang isu strategis bahwa kesehatan dan kemiskinan itu adalah satu paket dan harus diselesaikan bersama-sama. Dia juga menanyakan sikap para calon terhadap pendirian Fakultas Kedokteran Undana Kupang.
Menjawabi pertanyaan ini, Lebu Raya mengatakan, permasalahan kesehatan akan terus menjadi satu kendala bila masyarakat masih menghadapinya dengan persoalan kemiskinan. Masalah ini akan diatasi dengan terus melanjutkan program- program Askeskin dan memberdayakan masyarakat. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam membanguan kesehatan di NTT akan terus didorong dan memberikan pemahaman tentang pola hidup sehat kepada masyarakat.
Soal pendirian fakultas kedokteran, Lebu Raya mengatakan, tentu perlu berbagai pertimbangan. Fakultas kedokteran boleh didirikan karena akan memberikan kontribusi pada daerah lain asalkan memenuhi persaratan. Sebab ketika fakultas kedokteran belum didirikan, maka kita akan terus mengirim tenaga kesehatan ke luar daerah.
Sementara paket Gaul lebih memilih memberikan beasiswa kepada tenaga kesehatan seperti dokter ketimbang harus mendirikan fakultas kesehatan di Undana. Sebab, jelas Herman Man, mendirikan fakultas kedokteran butuh biaya yang besar. Soal kemiskinan dan kesehatan, program pokok Gaul adalah memenuhi kebutuhan pokok dan penghasilan rakyat mengatasi kemiskinan. (den)

Kamis, 15 Mei 2008

TIGA PAKET CAGUB/CAWAGUP NTT (TRI SULA ) KEMISKINAN NTT???

KPU Undang Tiga Paket

KUPANG, PK -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi NTT mengundang tiga paket calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, yaitu Gaul (Gaspar Parang Ehok-Julius Bobo), Fren (Frans Lebu Raya-Esthon Foenay) dan Tulus (Ibrahim A Medah-Paulus Moa) untuk mengikuti acara penarikan nomor urut, di sekretariat KPU, hari ini, Kamis (15/5/2008).
"Surat undangan untuk tiga paket untuk mengikuti penarikan undian nomor urut sudah dibagikan," kata sumber Pos Kupang di KPU NTT, Rabu (14/5/2008).
Menurut sumber itu, KPU NTT tetap melanjutkan tahapan Pilgub. Sebelumnya, KPU NTT membuat berita acara Nomor 315/A/KPU/ NTT/V/2008 yang isinya antara lain menyebutkan bahwa semua kegiatan dan program yang berkaitan dengan pelaksanaan Pilgub dihentikan sementara sampai dengan tanggal 14 Mei 2008. Berita acara ini dibuat setelah KPU NTT didemo para pendukung Paket Amsal (Alfons Loemau-Frans Salesman) dan Paket Harkat (Beny Kabur Harman-Alfred Kase), dua paket gubernur-wagub yang tidak lolos verifikasi di KPU NTT.
Setelah menerbitkan berita acara menghentikan sementara proses Pilgub tersebut, KPU NTT melakukan konsultasi ke KPU pusat di Jakarta. Selama di Jakarta sampai kembali ke Kupang, Selasa (13/5/2008), kelima anggota KPU NTT memilih "tutup mulut". Tentang bagaimana kelanjutan proses Pilgub setelah terbitnya berita acara tersebut dan hasil konsultasi KPU NTT ke KPU pusat, belum ada penjelasan resmi dari KPU NTT.
Kemarin, Rabu (14/5/2008), diperoleh informasi tentang penarikan undian oleh tiga paket calon yang sudah ditetapkan oleh KPU NTT.
"Tidak ada pilihan lain, KPU NTT tetap melaksanakan tahapan yang sudah ada," kata sumber di KPU NTT itu.
Calon Gubernur NTT dari PDIP, Frans Lebu Raya yang dikonfirmasi tentang acara penarikan nomor urut calon, mengatakan bahwa pihaknya sudah menerima undangan dari KPU NTT. "Kami sudah menerima undangan dari KPU NTT untuk mengikuti acara penetapan calon dan pengundian nomor urut," kata Lebu Raya yang ditemui di sela-sela acara tatap muka dengan warga Kelurahan Fontein, kemarin siang. 
Informasi penarikan nomor urut tersebut, juga disampaikan Kepala Biro Humas Setda NTT, Drs. Eduard Gana, M.Si, usai mengikuti rapat Desk Pilkada di ruang kerja Sekda NTT, Rabu pagi.
Edu Gana menjelaskan bahwa rapat yang dipimpin Sekda NTT, Jamin Habid itu membicarakan persiapan penarikan nomor urut pasangan calon yang dilaksanakan hari ini.
Rapat Desk Pilkada dihadiri Asisten Tata Praja, Yoseph A Mamulak, Kepala Badan Linmas, Stef Manafe dan Kepala Biro Hukum merangkap Plt Kepala Biro Tatapem, Yohana Lisa Pali. Hadir juga ketua dan anggota KPU NTT, Robinson Ratukore, John Depa dan Hans Louk serta Ketua Panwas Pilgub NTT, Djidon de Haan.
Ratukore, John Depa dan Hans Louk usai pertemuan itu tidak bersedia memberi penjelasan kepada wartawan di kantor Gubernur NTT. Ketiganya berjanji akan memberi keterangan kepada pers di sekretariat KPU. Namun janji itu tidak ditepati.





Tentang penarikan nomor urut juga disampaikan Djidon de Haan saat dikonfirmasi per telepon, semalam. "Rapat membicarakan tentang acara penarikan nomor urut yang akan dilaksanakan besok (hari ini, Red). Tiga calon sudah final," kata Djidon.
Ditanya tentang apakah dalam rapat Desk Pilkada itu juga dijelaskan tentang rekomendasi KPU pusat? Baik Djidon maupun Edu Gana mengatakan bahwa itu merupakan urusan internal KPU.
John Depa yang dikonfirmasi, semalam, menolak berkomentar soal hasil konsultasi ke KPU pusat.
Hans Louk yang ditelepon semalam sekitar pukul 19.30 Wita, juga mengaku belum mengetahui hasil rekomendasi dari KPU pusat.
Ditanya tentang penarikan nomor urut calon, hari ini, Hans Louk mengatakan, "Nanti saya koordinasi dengan Pak John Depa dulu."
Sementara itu, suasana di sekretariat KPU NTT di Jalan Polisi Militer-Kupang, kemarin, dijaga ketat aparat keamanan. Sejak siang hari, pintu pagar digembok dari dalam. Polisi tidak mengizinkan warga, termasuk wartawan untuk masuk. "Kami mendapat perintah dari KPU seperti ini," ujar seorang polisi. (aca/dar)
====================================================================================

COMENTAR WEB ORGANIZER :
=========================
=========================
Tak ada gading tak retak.Demikian pepatah kuno.Dari berbagai pemberitaan kita tahu bahwa KPU Pusat sekalipun pernah berbuat kesalahan terkait kepengurusan ganda di partai PDS.Karena koordinasi yang tidak solid (anggota staf KPU Pusat meneruma pendaftaran 2 kepengurusan PDS).Tudingan dan alasanpun di lontarkan petinggi KPU kalau ada stafnya yang tidak teliti dalam menerima berkas pendaftaran tersebut.Volume pekerjaan yang menumpuk dan semakin menumpuk tersebut membuat keakuratan semakin rendah,dan tentunya ini akan menjadi bibit kekirsuhan baru kedepan.Disisi lainnya KPU Pusat harus terus berbenah/menyempurnakan struktur organisasi(masih belum lengkap-tarik menarik pola pikir dan pandang Menpan dan KPU dengan alasannya masing-masing).Hal yang kurang lebih sama sama berlaku pula dengan partai PKB.Namun satu hal yang patut kita acungkan JEMPOL,ketua KPU PUsat mengakui kelengahan mereka dan berjanji akan tetap kembali menlakukan koreksi atas dasar peraturan dan perundang-undangan yang berlakuk.Jiwa besar seperti ini perlu di tularkan dan baiknya bagi KPU Propinsi juga dapat dijadikan contoh dan teladan.
Seperti ada kata pepatah "BERSILANG API DI TUNGKU NASINYA MASAK JUWO" (persilangan pendapat dalam membedah permasyalahan yang terkadang menimbulkan percikan emosi di antara para debator harusnya tetap bermuara pada masaknyanya nasi/tercapainya komitmen bersama atas dasar aturan dan perubdangan yang berlaku(jgn sampai gosong).

Siapapun yang berkehendak menjadi pemimpin harus merelakan dirinya di tempa/di uji ,di kaji dan di uji.Itu kiat menjadi pemimpin yang terpuji.Itulah konsekuwensi "milik publik/pemimpin publik". Tanah liat di tempa (dibanting-banting),besi (di bakar),kayu (di serut/gergaji).Perlakuan terhadap "balon/materi tergantung sifat dasarnya" dan tentunya reaksinya/responyapun akan berlainan.Ada yang tahan uji ,ada yang sedang-sedang saja,ada yang tak ingin di uji/koreksi.

Perjalanan PENASARAN KPU NTT ke Jakarta (ke dua kalinya??)-KPU Pusat dengan maksud konsultasi (atau apapun namanya itu)tidak membuahkan hasil (walaupun ada dalih-dalil itu rahasia intern KPU).Bila itu yang menjadi alasan maka paptut dipertanyakan :bagaimana mengukur peranan KPU Pusat terhadap permasyalahan KPU NTT????" Mekanisme apa yang harus di tempuh???.Bila yang dimaksudkan penafrisan terhadap peraturan pilgu/pilkada maka,tafsiran itu tetap saja bersifat "LIMITATIF" -PENDEKATAN pada kebenaran hukum itu sendiri.Tafsiran/interpretasi bunyi ayat pada pasal-pasal yang dimaksud tidaklah mudah mengukur/menakarnya-apalagi bila peraturan tersebut belum mampu merekam potensi masalah yang bakal timbul dikemudian hari. Pintu hukum/pengadilan tampaknya masih "Klah cepat" dibandingkan dengan laju prosedur pilkada.Hukum berjalan,proses terus berjalan (berlari?).Ini merupakan masyalah tersendiri bagi pilkada/pilpres kedepan.Hukum maju "MERANGKAK",proses pilkada/pilpres maju "BERLARI".Pepatan "ANJING MENGGONGGONG,KAFILAH TETAP BERLALU" ataukah "ANJING MENGGONGGONG , KHILAFIAH TETAP BERLALU??" terserah kita,mari kita terus cermati demi permasyalahan ini,karena kita sama-sama merindukan pemimpin yang teruji,bermartabat dan terpuji. (bersambung......)

Oleh :
MAX UMBU

Senin, 12 Mei 2008

PILGUB- NTT (JADWAL??) TUNDA, TENDA atau TANDU ???

KETIKA PILGUB NTT (JADWAL) TUNDA,TENDA atau di TANDU
Bia kitasejenak cermati apa gerangan yang sedang terjadi dengan pilgub NTT periode 2008-2013, maka akan tampak kekirsuhan yang yang berpotensi kerusuhan.Semuanya tentu bukan tanpa sebab dan tanpa asl muasal.Biang potensi kerusuhan yang diduga keras bakal melanda pilgub yang konon telah dirancang rapi,kian hari kian memanas.Ada beberapa analisa yang dapat kita kemukakan disini terkait mandeknya proses pelaksanaan pilgub NTT (yang menganut asas demokrasi prosedural).Mungkinkah dmokrasi prosedural ini akan menjadi senjata makan tuan??.
PILGUB DI TANDU KE JAKARTA (KPU PUSAT).
Refleksi dari rendahnya kemampuan KPU NTT ( ? ) menterjemahkan/menjabarkan aturan pilkada/pilgub,bermuara pada terumbu/perangkap prosedur.Di era OTDA begitu yang sering kita sering dengar di dengung-dengungkan,daerah termasuk perangkat daerah harus mampu mengurus daerahnya (otonomi),diberikan kebebasan mengurus,namun dibalik tirai kebebasan yang sejatinya merupakan "kado reformasi" ini ,memendam sejuta perangkap (aturan makan aturan - prosedur makan prosedur).Setumpuk permasyalahan (termasuk masalah PILGUB) pun ,tak luput,di gendong pula (di tandu) ke pusat (jakarta).Namun apa yang terjadi, semuanya ini bukan mengarah pada solusi,tapi malah memanen selisih (perselisihan) antara di antara mereka-mereka yang berkepentingan. Pandangan logis/rasional akan mendakwa setiap langkah-langkah prosedural (kaca mata KPU).Logika hukum memang harus pijakan utama penyelesaian persengketaan pilgub ini,namun bila tidak ada (mergukan )maka HUKUM LOGIKA akan menjadi jawaban jitu atas masalah ini.KPU NTT tentunya memiliki wilayah kerja (ruang) dan waktu yang memungkinkan segala kekuasaan /haknya dapat terlaksana dan utamanya memiliki "LEGALITAS" tanpaintervensi pihak lain.Namun bila sebaliknya segalaermasyalahan di tanduke Jakarta (KPU PUSAT) maka inilah bencana/kesalahan pertama yang mungkin saja secara tidak sengaja di lakukan KPU NTT.Membawa permastalahan (dengan alasan konsultasi/konfirmasi) tampaknya masih terlalu sulit diterima akal sehat (karena alat- sarananya-cara lain yang lebh masuk di akal masih banyak).Yang jelas KPU NTT telah di beri kelengkapan untuk mengatasi atas segala kemungkinan terburuk.Namun apayang terjadi,permasyalahan itu di gendong/ditandu ke KPU PUSAT,Nasib para Cagub/Cawagub ditentukan di Jakarta.Kembali ke NTT (kantor KPU yang biasanya ramai dengan rapat-rapat) sunyi sepi,sedu sedan.Membawa permasayalahan ke Jakarata implikasi lainnya adalah: Mempreteli hak masyarakat (publik,media masa tertentu) NTT memantau proses pilgub (di wilayah hukum mereka).Bagaimana PANWAS bisa mengawasi apa yang terjadi di Jakarta (jakarta-misteri-lautan dan belantara kepentingan beradu).Dari mana Panwas mendapatkan data/informasi atas apa yang dilakukan KPU NTT Jakarta,dan bagai mana cara mengetahuinya???? (di lapor/melapor).
PILGUB di TENDA (di amankan):
Perbedaabn interpretasi antara (statement KPU NTT) di satu pihak dengan PANWAS di pihak lainnya membuat masa depan PILGUB NTT semakin runyam.Bila penundaan jadual hanya lebih ("bila kita tunda satu minggu SAYA PIKIR itu belumdi LUAR jadual itu," kata RatuKore -ketua KPU NTT). Ini jeas-jelas ada keberanian BERADU LOGIKA (....saya pikir...),dn inibaik adanya.Yang m,enjadi pertanyaan mengapa untuk hal-hal lain yang menjadi sumber konflik tidak juga "saya pikir??".Rasa-rasanya tidakada yang kwalat bila KPU NTT harus "ber logika-Rasional asal tidak RASIO NOL".
PILGUB NTT di TUNDA :
Yang berhak/berwenang menunda pelaksanaan/jadual adalah PRESIDEN atau MENDAGRI.Namun apayangterjadi????.Sekalilagi KPU NTT membuat BLUNDER dengan dikeluarkannya SK Penundaan Jadual Pilgub (SK dengan Nomor 351/A/KPU/NTT/V/2008 tentang PerubahanJadual Tahapan dan Program Pemilihan Umum Kepala daerah dan Wakil Kepal derah Propinsi NTT.Dihentikan sementara mulai terhitung daritanggal 6 Mei s/d 14 Mei 2008.Adakah kondisi yang dapat di interpretasikan (tidak sepihak) baik oleh penyelenggara-pengawas dan termasuk pula publik/rakyat atas apa yang menjadi alasan RASIONAL penundaa tersebut????.Ini PR (tanpa kunci jawaban)........(Bersambung.....)
Oleh MAX UMBU

Sabtu, 10 Mei 2008

MENDAFTAR JADI CAGUB/CAWAGUB BUKAN SEKADAR NTT
( Numpang Tenar Tok )

Plesetan Nusa Tenggara Timur dengan berbagai istilah,ada aroma Optimisme (NTT=Nanti Tuhan Tolong, Nanti Tuhan Tunggu, Nyata Tuhan Tolong), ada pula plesetan dengan nada pesimisme /ejekan (Nanti Tuhan Tampar, Nanti Tuhan Tolak) itu lah sebagian dari kotak katik katuk (ala Jawa). Nada-nada tersebut tentunya berniat baik (Introspeksi diri).Gambaran setumpuk kekesalan yang hanya bisa di muntahkan dalam bentuk kata-kata.Mengapa nasib mu enggan beranjak dari keterpurukan (miskin-papah dan terpuruk mendera disepanjang usia yang tak pernah usai).Risau memang....Kondisi ini akan semakin beraroma tidak sedap bila kita sandingkan dengan sikap prilaku para pelakon politik yang tak pernah luluh,melihat sikon NTT.Terkadang TEKAD bisa menjelma menjadi NEKAD (cara kasar atau halus).Terkadang pula perjudian politik di era demokratisasi ini cerlahnya masih menganga bagi para petualang po9litik,coba-coba siapa tahu setan tolak,coba-coba Nanti Tuhan Tolong,coba-coba Numpang Tenar Tok. Sesungguhnya ada sisilain dari sekedar kemampuang calon "MEMBACA PELUANG" atau "PELUANG MEMBACA "calon????.Bila kita membiarkan Peluang membaca kita (calon) maka akan ada langkah-langkah yang tetap mengedepankan ETIS-ETOS-ESTETIS.

Apapun itu,bila kita mau jujur untuk saat-saat ini dan beberapa tahun kedepan, posisi dan memposisikan diri/mengemban/memangku jabatan di bidang birokrasi apalagi kepala daerah (gubernur/bupati/wali kota)adalah tugas yang penuh dengan Tantangan,penuh jebakan/lubang/godaan,permasayalahan yang bertumpuk (BBM,Kemiskinan dll).Bicara Rasional maka sekali lagi Jujur, menjadi kepala daerah/kepala negara merupakan pilihan buruk/menantang maut.Hanya manusia terpanggil dengan talenta yang siap berkorban dan berkurbanlah yang mau memilih jalan ini.Ungkapan lebih kasar saya sebut "manusia "Gila".Gila kreativitas.inovasi,berani berkorban (tentu dengan bekal kemampuan ilmu dan pengetahuan serta talenta) yang secara SADAR ia miliki. Masa-masa kedepan merupakan masa yang GANAS yang siap meluluh lantakkan segala sendi kehidupan umat manusia tanpa pandang bulu.Sudah tentu pimpinan/kepala daerah memimpin di depan (panglima) memerangi kemiskinan dan kemelaratan (bukan disamping/di belakang saja) bertindak sebagai aktor intelektual di balik perubahan peradaban.Inilah yang namanya pemimpin yang ber-ADAB (boleh disebut ber-ADAT) dan bukan BI ADAB (BI ADAT) yang mengorbankan rakyat jelata (rakyat jelata melata di bumi melati??)


(bersambung..........)

Rabu, 07 Mei 2008

Mendaftar jadi CAGUB/CAWAGUB jangan sekadar NTT (Numpang Tenar Tok)

MENDAFTAR JADI CAGUB/CAWAGUB BUKAN SEKADAR NTT
( Numpang Tenar Tok )

Plesetan Nusa Tenggara Timur dengan berbagai istilah,ada aroma Optimisme (NTT=Nanti Tuhan Tolong, Nanti Tuhan Tunggu, Nyata Tuhan Tolong), ada pula plesetan dengan nada pesimisme /ejekan (Nanti Tuhan Tampar, Nanti Tuhan Tolak) itu lah sebagian dari kotak katik katuk (ala Jawa). Nada-nada tersebut tentunya berniat baik (Introspeksi diri).Gambaran setumpuk kekesalan yang hanya bisa di muntahkan dalam bentuk kata-kata.Mengapa nasib mu enggan beranjak dari keterpurukan (miskin-papah dan terpuruk mendera disepanjang usia yang tak pernah usai).Rasau memang....Kondisi ini akan semakin beraroma tidak sedap bila kita sandingkan dengan sikap prilaku para pelakon politik yang tak pernah luluh,melihan sikon NTT.Terkadang TEKAD bisa menjelma menjadi NEKAD (cara kasar atau halus).Terkadang pula perjudian politik di era demokratisasi ini cerlahnya masih menganga bagi para petualang po9litik,coba-coba siapa tahu setan tolak,coba-coba Nanti Tuhan Tolong,coba-coba Numpang Tenar Tok. Sesungguhnya ada sisilain dari sekedar kemampuang calon "MEMBACA PELUANG" atau "PELUANG MEMBACA "calon????.Bila kita membiarkan Peluang membaca kita (calon) maka akan ada langkah-langkah yang tetap mengedepoankan ETIS-ETOS-ESTETIS (bersambung..........)
Hari Ini, KPU Umumkan Calon KUPANG, PK -- Sesuai dengan jadwal, Senin (5/5/2008) hari ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi NTT mengumumkan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang sudah ditetapkan sebelumnya dalam rapat pleno. Pengumuman disampaikan kepada pasangan calon, media massa dan tokoh masyarakat yang diundang.Anggota KPU NTT, John Depa, John Lalongkoe dan Hans Ch. Louk, mengatakan hal ini dalam jumpa pers di Sekretariat KPU, Sabtu (2/5/2008). Jumpa pers itu diadakan untuk menjelaskan tentang sikap KPU NTT terhadap aksi demonstrasi beberapa kelompok masyarakat.Ketiganya enggan membeberkan proses verifikasi yang sudah dilakukan selama berada di Jakarta. "Semuanya akan kami sampaikan pada hari Senin setelah kami melakukan rapat pleno," kata John Lalongkoe.John Depa mengatakan, setelah pengumuman, keesokan harinya, Selasa (6/5/2008), pasangan calon yang ditetapkan akan diundang untuk mengikuti pengundian nomor urut calon.Sebagaimana diketahui, ada delapan pasangan yang mendaftar ke KPU NTT dan mengikuti verifikasi tahap akhir. Kedelapan pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur itu adalah Ibrahim A Medah - Paulus Moa (paket Tulus), Frans Lebu Raya-Esthon Foenay (Fren), Gaspar Parang Ehok - Julius Bobo (Gaul), Benny K Harman-Alfred Kase (Harkat). Empat paket lainnya adalah Alfons Loemau-Frans Salesman (Amsal), Jonathan Nubatonis-Valens Sili Tupen (Talenta), Richard Riwu- Martha Pengko (Camar) dan Amos Neolaka-Apolos Djara Boenga (Aman).Pasal 59 ayat 2 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan, partai politik atau gabungan partai politik dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15 persen dari jumlah kursi DPRD atau 15 persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilu anggota Dewan di daerah yang bersangkutan.Dengan merujuk pada aturan ini, paket yang dipastikan lolos adalah Tulus yang diusung Golkar karena memiliki 21 kursi dan Fren yang diusung PDIP yang memiliki 12 kursi di DPRD NTT (15 persen dari 55 kursi DPRD = 9 kursi). Ada tiga paket yang kemungkinan kecil lolos karena belum mencapai 15 persen. Ketiga paket itu adalah Talenta, Aman dan Camar. Sementara tiga paket lainnya yang statusnya belum aman adalah Gaul, Harkat dan Amsal. Belum aman karena mendapat dukungan dari beberapa parpol yang sama.Paket Gaul diusung Koalisi Abdi Flobamora yang terdiri dari PKB (4), PKPI (2), Pelopor (2), PNBK (1) dan PPDI (4). Paket Harkat diusung Koalisi NTT Bangkit, terdiri dari PPDI (4), PPDK (1), PPP (1), PPD (1), Partai Demokrat (2) dan PKB (4). Sedangkan paket Amsal didukung Koalisi Pembangunan dan Sejahtera, terdiri dari PDS, Pelopor, PKPB, PKS, PNUI, PBB, PBR, PIB dan PSI berdasarkan persentase suara. Ada tiga parpol yang 'bermasalah' karena mendukung lebih dari 1 paket. Ketiga parpol itu adalah PPDI, PKB, dan Pelopor. Informasi tentang paket mana saja yang ditetapkan KPU, sampai tadi malam masih simpang siur. Ada beberapa versi yang direkam Pos Kupang. Versi pertama hanya ada dua paket yaitu Tulus dan Fren. Alasannya karena paket lainnya 'bermasalah'. Versi kedua, lebih dari dua paket. "Dari data yang ada di KPU NTT, sudah pasti bukan dua paket," kata sumber di KPU NTT tanpa menjelaskan paket yang dimaksud.Menjelang pengumuman hari ini, Sekretariat KPU NTT tampak lengang. Tidak ada aktivitas rapat pleno penetapan calon oleh anggota KPU kemarin. Dari pemantauan Pos Kupang di Sekretariat KPU NTT hingga pukul 19.00 Wita, suasana tampak sepi. Ruang kerja masing-masing anggota KPU tertutup. Lampu tidak menyala. Demikian juga ruang rapat yang biasa dilakukan anggota KPU, kain jendela tertutup rapat dan lampunya padam. Yang terlihat hanyalah beberapa staf sekretariat dan petugas keamanan.Seorang staf sekretariat mengatakan, anggota KPU sedang berada di luar sekretariat. Ia enggan menjelaskan bahwa anggota sedang menggelar rapat pleno. (dar/aca
Tulus, Fren dan Gaul LoloKUPANG, PK -- Tiga pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT, yakni Drs. Ibrahim Agustinus Medah-Drs. Paulus Moa (Paket Tulus), Drs. Frans Lebu Raya-Ir. Esthon Foenay (Paket Fren) dan Drs. Gaspar Parang Ehok- Julius Bobo, SE (Paket Gaul), dinyatakan lolos verifikasi tahap kedua oleh KPU NTT, Senin (5/5/2008). Ketiga paket ini dinyatakan sah untuk dipilih pada hari H Pilgub NTT, 2 Juni 2008.Ketiga paket tersebut ditetapkan dengan surat keputusan KPU NTT Nomor 31/B/BA/KPU NTT/2008 tentang penetapan nama-nama pasangan calon yang memenuhi syarat sebagai peserta pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur NTT tahun 2008.Ketua KPU Propinsi NTT, Robinson Ratu Koreh menegaskan bahwa keputusan KPU itu setelah mencermati seluruh berkas pasangan calon pada tahapan verifikasi terakhir.Ketiganya paket tersebut dinyatakan sah karena didaftarkan oleh Parpol atau gabungan Parpol yang memenuhi persyaratan 15 persen dari jumlah kursi DPRD NTT atau 15 persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam Pemilu Legislatif tahun 2004.Saat mengumumkan keputusan KPU NTT ini, Roby Ratukore didampingi tiga anggota KPU, John Depa, Hans Louk dan John Lalongkoe. Sedangkan anggota KPU NTT, Yos Dasi Djawa tidak hadir. Penyampaian hasil rapat pleno KPU itu juga dihadiri Ketua Panwas Pilgub NTT, Drs. Djidon de Haan, M.Si.Ratukore mengatakan, keputusan menetapkan tiga paket sudah melalui pembahasan yang intens dan sesuai dengan aturan yang berlaku.Hans Louk menambahkan, Paket Gaul dinyatakan lolos sebagai calon karena setelah dilakukan verifikasi dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Pelopor, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) dinyatakan sah. Sedangkan dukungan Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) dinyatakan tidak sah.Paket Tulus dan Fren seperti sudah diprediksi sebelumnya ditetapkan menjadi calon karena didukung oleh Partai Golkar dan PDIP yang langsung memenuhi syarat pengajuan calon 15 persen.Sedangkan lima paket lainnya, sebagaimana dijelaskan Hans Louk, tidak ditetapkan sebagai calon karena tidak memenuhi syarat 15 persen pengajuan calon. Kelima paket dimaksud adalah, Benny K. Harman-Alfred Kase (Harkat), Alfons Loemau-Frans Salesman (Amsal), Jonathan Nubatonis-Valens Sili Tupen (Talenta), Richard Riwu-Martha Pengko (Camar) dan Amos Neolaka-Apolos Djara Boenga (Aman).Tentang ketidakhadiran Yos Dasi Djawa, Ratukore mengatakan, yang bersangkutan tidak hadir tanpa keterangan. Ia mengakui bahwa Yos Dasi Djawa tidak menandatangani hasil rapat pleno KPU NTT.Informasi yang dihimpun Pos Kupang, di kalangan anggota KPU NTT terjadi polarisasi. Dua anggota mendukung Paket Tulus, dua anggota lainnya mendukung Gaul dan satu anggota mendukung Paket Fren. Ketidakhadiran Jos Dasi diduga imbas dari polarisasi dalam penetapan calon.Penetapan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT langsung ditanggapi aksi protes dari pendukung Paket Harkat dan Amsal.Seperti disaksikan Pos Kupang, kubu Paket Harkat dalam dialog dengan keempat anggota KPU NTT, mengklaim PKB sah pada paket ini. Mereka juga mempersoalkan keabsahan PKPI sebagai salah satu partai yang mengikuti hajatan pemilihan gubernur dan wakil gubernur padahal partai ini tidak mendaftar pada masa pendaftaran (8-14/4/2008).Sementara pendukung Amsal yang melakukan aksi protes hingga malam hari, mempersoalkan keputusan KPU NTT mengakomodir dokumen yang diserahkan Parpol di atas tanggal 28 April, hari terakhir penyerahan berkas.KPU ternyata menerima dokumen lainnya di luar dari jadwal yang ditetapkan. Ada yang memasukkan berkas di atas tanggal 28 April. Padahal mereka menyatakan penyerahan berkas terahir pada tanggal 28 April," kata Gabriel Suku Kotan, SH, juru bicara Paket Amsal.Dalam dialog dengan KPU, simpatisan Paket Amsal meminta KPU menggelar pleno ulang penetapan paket calon. Paket Amsal juga meminta KPU Pusat untuk mengambialih pelaksanaan Pilgub NTT karena KPU NTT sudah tidak independen.Terhadap tuntutan tersebut, Robison mengatakan bahwa KPU akan memberi jawaban tertulis terhadap persoalan yang diangkat Paket Harkat. (dar/aca)Gaul Optimis MenangPASANGAN calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang diusung Koalisi Abdi Flobamora, Drs. Gaspar Parang Ehok dan Yulius Bobo, SE menyatakan maju ke arena Pilgub NTT dengan optimisme untuk meraih kemenangan.Demikian penegasan Gaspar Parang Ehok (Cagub) dan Yulius Bobo di Sekretariat Gaul Center, Senin ( 5/5/2008) siang, usai KPUD NTT menetapkan Paket Gaul, Paket Tulus (Ibrahim Agustinus Medah-Paulus Moa) dan Paket Fren (Frans Lebu Raya-Esthon Foenay) sebagai paket calon tetap yang akan maju ke arena Pilgub NTT.Keputusan KPUD NTT tersebut, kata Gaspar Ehok, disambut gembira karena perjuangan yang dilakukan selama dua tahun dengan menyiapkan waktu serta mempersiapkan diri ikut bertarung dalam Pilgub NTT periode 2008-2013, akhirnya membuahkan hasil.Dia mengatakan, apabila terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT lima tahun ke depan, maka mereka akan mewudujkan NTT yang baru, maju, sejahtera, adil, serta bebas dari berbagai kasus KKN."NTT baru yang kita maksudkan adalah NTT yang bebas dari berbagai persoalan yang kita hadapi selama ini, seperti bebas dari masalah kemiskinan, gizi buruk, keterbelakangan dan korupsi ," tegas Gaspar Ehok diamini Yulius Bobo.Apabila semua masyarakat NTT menginginkan NTT maju, demikian Gaspar Ehok yang juga mantan Bupati Manggarai itu, maka yang perlu terlebih dahulu ditata adalah perangkat pelaksana yang berfungsi sebagai instrumen untuk mengubah NTT, yaitu birokrasi. "Birokrasi harus ditata karena di dalam birokrasi kita akan bergulat dengan sumber daya manusia (SDM) NTT. Dengan bertolak dari situ kita akan lebih mudah menata berbagai sektor lainnya seperti sektor ekonomi yang selama ini tidak diberikan peluang untuk berkembang semestinya. Jadi impian kami untuk mewujudkan NTT baru bukan impian kosong," tandasnya. Dalam kesempatan itu Yulius Bobo (calon Wagub NTT) mengatakan, dirinya maju untuk mendampingi Gaspar Ehok, bukan karena adanya deal politik melainkan karena kebersamaan untuk membangun NTT yang baru. "Saya berbangga karena orang swasta yang maju dalam Pilgub NTT hanya ada pada Paket Gaul. Jadi kami maju bukan karena ada deal politik tetapi untuk kebersamaan," tegas Yulius Bobo.Ketua Koalisi Abdi Flobamora, John Dekresano menegaskan, pimpinan partai di tingkat pusat dari enam partai yang mengusung paket ini, yakni PKB, PPDI, Pelopor, PKPI dan PNBK, akan menjadi juru kampanye (Jurkam) Paket Gaul. Menurutnya, kehadiran pimpinan lima parpol ini merupakan dukungan moril yang luar biasa bagi Paket Gaul dan seluruh massa pendukungnya.Ketua Dewan Tanfidz DPW PKB NTT, Drs. Daniel Hurek mengharapkan pengurus lima partai pendukung ini dari tingkat propinsi hingga ke anak ranting merapatkan barisan guna memenangkan paket ini. Ia menegaskan, konsolidasi ini mutlak dan mendesak untuk dilakukan setelah KPU NTT menetapkan Paket Gaul menjadi calon gubernur dan wakil gubernur. (ben/dar/advertorial)
Cagub-Cawagub NTT 2008-2013----------------------------------------------------------------------Paket Parpol Pengusung Suara (Kursi) ----------------------------------------------------------------------Tulus Golkar 722.446 (21) -----------------------------------------------------------------------Fren PDIP 392.747 (12) -----------------------------------------------------------------------Gaul PKB 166.788 (4) Pelopor 68.323 (2)PNBK 35.242 (1)PKPI 86.962 (2)-----------------------------------------------------------------------* Sumber: Penetapan KPU NTT, Senin (5/5/2008).

Selasa, 29 April 2008

BILA TIDAK BIJAK ,KPUD NTT BERPOTENSI MASALAH

BILA TIDAK BIJAK, KPUD NTT BERPOTENSI MASALAH??

Mencermanti ketatnya persaingan antara kubu Beny Harman dengan Kubu Gaspar Ehok dalam merayu PKB maka tampak kedua kubu sedang menggendong masalah ke pangkuan KPUD NTT.Permasyalahan dan konflik yang sedang mendera PKB di tingkat elit sudah menjalar dan menjulurkan potensi masalah sampai ke daerah.Pinangan dan klaim kedua kubu terhadap cinta PKB yang notabene sedang bermasyalah cukup merisaukan kita semua.Bagaimana tidak bila segudang masalah yang sudah menghadang kembali ditambah dengan ruwetnya pertengkaran elit PKB akan berujud masalah nantinya?.Langkah cerdas dan bijak KPUD NTT tentunya tidak kalah pentingnya.Tapi sejauh ini tampaknya saran itu sudah ditepis habis tanpa sempat di tapis,baik buruknya. Bila peraturan belum bisa mmberikan jawaban tuntas terhadap permasyalahan ini ,maka sebaiknya ke dua paket di ajak untuk bersandar pada logika atau rasionalitas.Apapun itu saat ni rakyat sedang menyaksikan pertarungan adu gengsi ini. Mungkinkah adu otak dan adu ngotot ini yang akan bermuara pada adu otot?(lapisan akar rumput??).

Bagaimanapun kita turut bertanggung jawab agar perpolitikan NTT makin hari makin bertumbuh,berkelas dan berkasta.Rakyat sesungguhnya tahu dan punya persepsi tersendiri atas apa yang di parodikan para aktor-aktor demokrasi ini,dan rakyat saat ini sesungguhnya telah yakin "LONCENG PENGHAKIMAN ADA DITANGAN MEREKA".Bunyi lonceng ini akan menentukan : Nasib segera mulai atau Nasib telah dan harus berakhir. Pilu memang bagai mana kondisi ekonomi NTT yang tergolong masih merayap,disisi lain unjuk kebiasaan (masih belum unjuk kebisaan ) dengan durasi tinggi tettap menyita ruang dan per hatian publik untuk untuk menjadi figuran dari akting figur-figur demokrasi ini. Apapun itu kita tetap berharap dan senantiasa mengharapkan masih ada seutas nilai demokrasi yang menjadi pengikat antara figur dan figuran.KPUD harus bijak, membujuk sehingga tidak ada yang merasa di bajak hak dan cita-citanya.

Jumat, 18 April 2008

WANGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG

WANG POLITIK_POLITIK WANG-WONG_WONG_WONG
WANG POLITIK_POLITIK WANG-WONG_WONG_WONG POLITIK WANG-WANG POLITIK di antara WONG POLITIK-POLITIK WANG-WANG POLITIK di antara WONG POLITIK-POLITIK WONG, TABU atau BUTA ???? Wang/Uang, sudah merupakan NADA dan DANA yang menjadi "SAKTI" bagi siapa saja yang memiliki dan menguasainya dalam untuk dipergunakan sebagai alat serta cara/modus mencapai HASRAT,keinginan dan tujuan entah dengan maksud baik atau pun tidak.WANG sungguh telah menjadi penguasa yang bebas dan dibebaskan secara sengaja untuk dapat bermain tanpa penghalang "RUANG/WAKTU". Setahu kita hanya Tuhanlah yang memiliki kemampuan pengendalian dan berdiri di atas RUANG dan WAKTU.Kediddayaan WANG tersebut tidak lepas kerena peran manusia itu juga sendiri,artinya sesungguhnya Wang itu harus bisa dikendalilakan agar tidak menjadi kendala.Wang harus tepat RUANG (ruang Politik misalnya) dan WAKTU dalam manfaatnya.Uang sebagai alat tukar dan takar (universal) diantara manusia/WONG sudah terlalu jauh memasuki ruang Publik, ruang politik, ruang ekonomi, ruang budaya dan bahkan ruang Spiritualitas, semuanya dengan tujuan untuk "MEMUDAHKAN". Wang duduk bagi para Wong anggota DPR duduk membahas RUU dan UU guna memuluskan maksud dari pemberi order (pemerintahmisalnya??). Kurang Wang maka RUU dan UU akan memiliki USIA pendek (UU sampah/masuk kantong sampah-UU jomblo) . Politik WANG juga masuk merangsek sampai kebidang-bidang lainnya seperti di pilkada/pilgub/pilbup,bagaimana para petualang-petualang politik yang sudah SEDARI JAUH HARI berpuasa menanti mangsa menantikan masa pilkada, peluang ini tidak mereka biarkan berlalu begitu saja. Berbagai jurus jitu,menjebak, bahkan ada yang sampai menggunakan jurus kepepet "tipu". Bagi para kandidat PEMANGSA DAN PENIKMAT KEKUASAAN,mata mereka buta dan ini dianggap tabu.Mereka happy-heppy saja,menikmata pola alur permainan (game) sambil siap-siap juga memuntahkan jurus tipu-tipu. Artinya terlalu amat sedikit figur yang boleh dikatakan bermain "BERSIH".Yang jelas figur sepert ini akan mendapat perlawanan dan cemoohan pedas dari para politikus rakus dan kanibal."Tidak ada yang gratis" begitu kalimat yang serimh terlontas dari mulut-mulut politikus kerdil/jadi-jadian tersebut.Investor/Funder, cilakanya saaat ini sudah mengarahkan perhatiannya ke LADANG empuk dan nikmat ini.Mereka betul-betul tahu dan faham bagai mana TABIAT para politikus yang telah sekian lama nganggur.Bak setetes air ditengah padang pasir, dahaga politik mereka terobati, birahi politikpun bangkit hampi-hampir tak ter urus dan terkendali lagi.Merekapun menabur duit,rayuan wang dan kenikmatan berkuasa dengan sekali ayun,sekali kedip,sekali banting,sekali bicara ....dengan wang.....semuanya bisa.Itulah BISA /racun uang. Racun/bisa wang hanya satu yang mampu menandinginya ....."RACUN ASMARA/racun cinta".Dan ini akan semakin menggila bila keduanya bermesraanmenadisatu bentuk cinta baru....."CINTA UANG".Kita tidak dilarang memiliki uang dan memnguasainya ,namun bila sudah cinta uang,maka itulah SORGA yang di bayar di muka (SORGA DOWN PAY MENT).Yang kita rindukan/rakyat juga rindukan SORGA DONT PAY MENT.Ada beberapa modus lain lagi bagai mana para calon figur kelapa daerah yang siap-siap masuk TERUMBU para investor.MENJAMINKAN APD kabupaten/Propinsi bila nanti dia menang,dan untuk itu bs siap menandatangani MOU/MOA.Ini yang dinamakan odus gadaian/menggadaikan daerah/masa depan daerah/rakyat dan bangsa.Ini bahaya...!!. Marilah kita segera siuman dari poensi yang merusak dan merasuksendi-sendi pembangunan bangsa kita Oleh :MAX UMBU02:29:00oleh TEKNOLOG

WANG POLITIK_POLITIK WANG-WONG_WONG_WONG


POLITIK WANG-WANG POLITIK di antara WONG POLITIK-
POLITIK WANG-WANG POLITIK di antara WONG POLITIK-POLITIK WONG, TABU atau BUTA ????
Wang/Uang, sudah merupakan NADA dan DANA yang menjadi "SAKTI" bagi siapa saja yang memiliki dan menguasainya dalam untuk dipergunakan sebagai alat serta cara/modus mencapai HASRAT,keinginan dan tujuan entah dengan maksud baik atau pun tidak.WANG sungguh telah menjadi penguasa yang bebas dan dibebaskan secara sengaja untuk dapat bermain tanpa penghalang "RUANG/WAKTU". Setahu kita hanya Tuhanlah yang memiliki kemampuan pengendalian dan berdiri di atas RUANG dan WAKTU.Kediddayaan WANG tersebut tidak lepas kerena peran manusia itu juga sendiri,artinya sesungguhnya Wang itu harus bisa dikendalilakan agar tidak menjadi kendala.Wang harus tepat RUANG (ruang Politik misalnya) dan WAKTU dalam manfaatnya.Uang sebagai alat tukar dan takar (universal) diantara manusia/WONG sudah terlalu jauh memasuki ruang Publik, ruang politik, ruang ekonomi, ruang budaya dan bahkan ruang Spiritualitas, semuanya dengan tujuan untuk "MEMUDAHKAN". Wang duduk bagi para Wong anggota DPR duduk membahas RUU dan UU guna memuluskan maksud dari pemberi order (pemerintahmisalnya??). Kurang Wang maka RUU dan UU akan memiliki USIA pendek (UU sampah/masuk kantong sampah-UU jomblo) . Politik WANG juga masuk merangsek sampai kebidang-bidang lainnya seperti di pilkada/pilgub/pilbup,bagaimana para petualang-petualang politik yang sudah SEDARI JAUH HARI berpuasa menanti mangsa menantikan masa pilkada, peluang ini tidak mereka biarkan berlalu begitu saja. Berbagai jurus jitu,menjebak, bahkan ada yang sampai menggunakan jurus kepepet "tipu". Bagi para kandidat PEMANGSA DAN PENIKMAT KEKUASAAN,mata mereka buta dan ini dianggap tabu.Mereka happy-heppy saja,menikmata pola alur permainan (game) sambil siap-siap juga memuntahkan jurus tipu-tipu. Artinya terlalu amat sedikit figur yang boleh dikatakan bermain "BERSIH".Yang jelas figur sepert ini akan mendapat perlawanan dan cemoohan pedas dari para politikus rakus dan kanibal."Tidak ada yang gratis" begitu kalimat yang serimh terlontas dari mulut-mulut politikus kerdil/jadi-jadian tersebut.Investor/Funder, cilakanya saaat ini sudah mengarahkan perhatiannya ke LADANG empuk dan nikmat ini.Mereka betul-betul tahu dan faham bagai mana TABIAT para politikus yang telah sekian lama nganggur.Bak setetes air ditengah padang pasir, dahaga politik mereka terobati, birahi politikpun bangkit hampi-hampir tak ter urus dan terkendali lagi.Merekapun menabur duit,rayuan wang dan kenikmatan berkuasa dengan sekali ayun,sekali kedip,sekali banting,sekali bicara ....dengan wang.....semuanya bisa.Itulah BISA /racun uang. Racun/bisa wang hanya satu yang mampu menandinginya ....."RACUN ASMARA/racun cinta".Dan ini akan semakin menggila bila keduanya bermesraanmenadisatu bentuk cinta baru....."CINTA UANG".Kita tidak dilarang memiliki uang dan memnguasainya ,namun bila sudah cinta uang,maka itulah SORGA yang di bayar di muka (SORGA DOWN PAY MENT).Yang kita rindukan/rakyat juga rindukan SORGA DONT PAY MENT.Ada beberapa modus lain lagi bagai mana para calon figur kelapa daerah yang siap-siap masuk TERUMBU para investor.MENJAMINKAN APD kabupaten/Propinsi bila nanti dia menang,dan untuk itu bs siap menandatangani MOU/MOA.Ini yang dinamakan odus gadaian/menggadaikan daerah/masa depan daerah/rakyat dan bangsa.Ini bahaya...!!. Marilah kita segera siuman dari poensi yang merusak dan merasuksendi-sendi pembangunan bangsa kita Oleh :MAX UMBU

02:29:00
oleh TEKNOLOG

POLITIK WANG-WANG POLITIK di antara WONG POLITIK-POLITIK WONG, TABU atau BUTA ????

Wang/Uang, sudah merupakan NADA dan DANA yang menjadi "SAKTI" bagi siapa saja yang memiliki dan menguasainya dalam untuk dipergunakan sebagai alat serta cara/modus mencapai HASRAT,keinginan dan tujuan entah dengan maksud baik atau pun tidak.WANG sungguh telah menjadi penguasa yang bebas dan dibebaskan secara sengaja untuk dapat bermain tanpa penghalang "RUANG/WAKTU". Setahu kita hanya Tuhanlah yang memiliki kemampuan pengendalian dan berdiri di atas RUANG dan WAKTU.Kediddayaan WANG tersebut tidak lepas kerena peran manusia itu juga sendiri,artinya sesungguhnya Wang itu harus bisa dikendalilakan agar tidak menjadi kendala.Wang harus tepat RUANG (ruang Politik misalnya) dan WAKTU dalam manfaatnya.

Uang sebagai alat tukar dan takar (universal) diantara manusia/WONG sudah terlalu jauh memasuki ruang Publik, ruang politik, ruang ekonomi, ruang budaya dan bahkan ruang Spiritualitas, semuanya dengan tujuan untuk "MEMUDAHKAN". Wang duduk bagi para Wong anggota DPR duduk membahas RUU dan UU guna memuluskan maksud dari pemberi order (pemerintahmisalnya??). Kurang Wang maka RUU dan UU akan memiliki USIA pendek (UU sampah/masuk kantong sampah-UU jomblo) . Politik WANG juga masuk merangsek sampai kebidang-bidang lainnya seperti di pilkada/pilgub/pilbup,bagaimana para petualang-petualang politik yang sudah SEDARI JAUH HARI berpuasa menanti mangsa menantikan masa pilkada, peluang ini tidak mereka biarkan berlalu begitu saja. Berbagai jurus jitu,menjebak, bahkan ada yang sampai menggunakan jurus kepepet "tipu". Bagi para kandidat PEMANGSA DAN PENIKMAT KEKUASAAN,mata mereka buta dan ini dianggap tabu.Mereka happy-heppy saja,menikmata pola alur permainan (game) sambil siap-siap juga memuntahkan jurus tipu-tipu. Artinya terlalu amat sedikit figur yang boleh dikatakan bermain "BERSIH".Yang jelas figur sepert ini akan mendapat perlawanan dan cemoohan pedas dari para politikus rakus dan kanibal.
"Tidak ada yang gratis" begitu kalimat yang serimh terlontas dari mulut-mulut politikus kerdil/jadi-jadian tersebut.

Investor/Funder, cilakanya saaat ini sudah mengarahkan perhatiannya ke LADANG empuk dan nikmat ini.Mereka betul-betul tahu dan faham bagai mana TABIAT para politikus yang telah sekian lama nganggur.Bak setetes air ditengah padang pasir, dahaga politik mereka terobati, birahi politikpun bangkit hampi-hampir tak ter urus dan terkendali lagi.Merekapun menabur duit,rayuan wang dan kenikmatan berkuasa dengan sekali ayun,sekali kedip,sekali banting,sekali bicara ....dengan wang.....semuanya bisa.Itulah BISA /racun uang. Racun/bisa wang hanya satu yang mampu menandinginya ....."RACUN ASMARA/racun cinta".Dan ini akan semakin menggila bila keduanya bermesraanmenadisatu bentuk cinta baru....."CINTA UANG".Kita tidak dilarang memiliki uang dan memnguasainya ,namun bila sudah cinta uang,maka itulah SORGA yang di bayar di muka (SORGA DOWN PAY MENT).Yang kita rindukan/rakyat juga rindukan SORGA DONT PAY MENT.

Ada beberapa modus lain lagi bagai mana para calon figur kelapa daerah yang siap-siap masuk TERUMBU para investor.MENJAMINKAN APD kabupaten/Propinsi bila nanti dia menang,dan untuk itu bs siap menandatangani MOU/MOA.Ini yang dinamakan odus gadaian/menggadaikan daerah/masa depan daerah/rakyat dan bangsa.Ini bahaya...!!. Marilah kita segera siuman dari poensi yang merusak dan merasuksendi-sendi pembangunan bangsa kita


Oleh :
MAX UMBU

Sabtu, 29 Maret 2008

MUNGKINKAH SEJUTA SEMUT MELUMAT GAJAH????


 


USMAN GUMANTIK,SE



 GESEKAN DAN TARIK MENARIK DI SEKITAR PILGUB-NTT PERIODE ( 2013-2018)



Peta pertarungan politik di pentas pilgub NTT dari hari- kehari  semakin marak. Paling tidak itu terlihat ketikan Golkar sebagai salah satu Partai besar masih belum juga mampu menetapkan calon tetap, siapa yg bakal di usung utk maju bertarung di perhelatan pentas PILGUB-NTT kali ini.Gesekan dan perebutan pengaruh antara kubu Iban Meda dgn Drs. FRITZ DJU BIDA                                  kubu Rotok semakin menajam. Klaim bahwa salah satu pihaklah yg lebih mendapatkan dukungan rakyat masih belum juga usai. Survay publik sebagai syarat utama pencalonan Partai Golkar masih belum memberikan keputusan, siapa yg terpilih dan di usung oleh paratai berbaju kuning ini.  Sementara pihak Rotok tetap memasang strategy bermain di dua kaki, karena sejak semula pasangan rotok-Abraham Liyanto juga menyiapkan pintu masuk lain (independen).Sementara di kubu lain perebutan pengaruh di tubuh artai besar (Partai Demokrat ) juga tetap berlangsung sengit antara kubu Benny K Harman dgn rekan sesama partainya Itta Gah. Kubu Esthon -Tallo yg di usung Partai Gerindra dan PDS tampak percaya diri krn minim gesekan walau perebutan pengaruh sang wagub dgn gubernur (Frans Leburaya) ini sesungguhnya secara diam-diam terus saja berlangsung. PDIP konon walau tampak telah aman tetap saja masih terus bergerilya merebuit pengaruh partai-partai PPP,PKB dan PKS  plus Hanura (partai berhaluan Islam kecuali Hanura). Pergerakan PDIP ini akan meringankan beban Kubu Benny  K Harman dlm usaha merebut pengaruh DDP PD .Di luar persaingan antara calon-calon dari partai-partai yg memiliki kursi tersebut, partai-parati NON SIT juga tdk kalag gesit. Partai non sit dengan sigab membentuk koalisi BHINEKA utk mengusung calon mereka sendiri..Partai NON SIT ini yg berjumlah 19 partai dgn akumulasi 22,8 persen suara ini bagaimanapun adalah kuda hitam yg sewaktu-waktu mencuri peluang> Kabar terakhir dari dari sekian banyak peminat yg mengambil formulir ,hanya tiga yg mengembalikan formulir isian dan terakhir tinggal kubu Benny Bosu dan kubu FRITZ-USMAN (FIRDAUS) yg dinyatakan telah resmi mendaftar. Persaingan antara Kubu Bosu dgn kubu FIRDAUS masih terus berlangsung. Masih ada beberapa tahab (FIT and PHROPER). Na/mun berdasarkan isu yg santer di dengar, kubu FIRDAUS lebih besar peluangnya.Pengalaman Fritz Dju Bida ketika menjadi Wakil Bupati Kupang dan kemampuan menguasai masalah lokal menjadi modal kuat ketika harus menggandeng calon wakilnya yg terbilang seorang bankir senior (Usman Gumanti,SE). Paduan antara figur yg berpengalaman di bidang operasional birokrasi dgn ekonom (bankir) mereka klaim sebagi paduan yg saling mengisi da menjadi modal kuat memecah kebuntuan pembangnan di NTT. Fritz yg merupakan putra Sabu ini tampak sudah banyak makan asam garam politik lokal NTT sementara Usaman yg akrab di sapa Jhony lebih banyak fokus ketika membicarakan bagaomana agar investasi dapat mendarat di NTT. Bankir senior yg bertempat tinggal di Jakarta ini adalah juga putra NTT asli. Lahir di Sumba, kecil di Pulau Timor. Putra salah satu pemuka Muslim NTT dan Polisi ini tampak sekali lebih tenang menyikapi peta persaingan di pilgub kali ini. Usman Gumantik yg adalah keluarga besar Baranuri asli Ende ini tdk menjanjikan apa-apa selain kerja keras. Statemennya yg menyatakan ' kamimaju bukan utk mengalahkan atau memenangkan siapa-siapa, kami maju krn telah siap memikul beban yg selama ini di biarkan oleh para pememimpin sebelumnya'. Dua pasangan ini mengajak rakyat utk bersatu, menyatukan tekad utk sesegeramungik mengejar ketertinggalan NTT..(oleh : Max Umbu)









Sabtu, 22 Maret 2008

Jumat, 2008 Februari 22

BIJAK.....Be Jack...Man
Mayjen Purn (marinir) Beny Balukh-Usman Abubakar (Jhony Abubakar)
PAKET ( BIJAK - Be… JACK )
Siap bertarung dalam Pilgub-NTT (2008-2013)
Semakin memburuknya perekonomian nasional ,daerah sampai pelosok pedesaan akibat terpaan badai krisis ekonomi global yang dipicu dan dipacu oleh membumbungnya harga minyak dunia dan kelangkaan sumber bahan baku produkasi membuat kita calon pemimpin,pemimpin dan rakyat harus sudah mulai melakukan koreksi menyeluruh terhadap modal,model,modul dan modus pembangunan.Strategy,teknis dan taktis permasyalahan pembangunan jelas sedang diterpa ujian dan masih jauh dari pujian.Pembangunan daerah (NTT) miniature rencana pembangunan nasional (pembangunan manusia seutuhnya-memanusiakan manusia),maka pilar ipoleksosbud,Huk-HAM,hankam harus bisa menjadi pelor dan bukan sekadar piar.Demokrasi harus dapat menjadi de-markasi (pemberi batas yang jelas) antara cara-cara hidup yang menciderai demokratisasi, sehingga batas tegas antara demokrasi dan anti demokrasi tidak terjebak wilayah abu-abu (grey area/politik buta menjadi politik “tuba” bagi rakyat). Endingnya hakyat terjebak derma-kisah,derma-kasih,derma-kasi dan bahkan derma-kasus.Drama derma (politik memberi dan menerima-take and give) telah menjalar sampai akar rumput (new mode-modus).Disisi lain banyak para birokrat dan pengusaha asik-asik (koor bareng/ sama kan suara) menina bobokan rakyat dengan berbagai janji-janji muluk (modus politik-janji sekarang tunggu waktu yang akan menjawab-entah kapan).Ini yang dinamakan akur (bukan a-kur/a-koor) yang harus sesegera mungkin di hentikan. Politik semacam ini perlu sesegeramungkin di KIR (koreksi-introspeksi-responsibi I lity) ulang/setiap saat (hukum dan oleh rakyat).Kita harus care terhadap nasib rakyat yang sedang dirundung penderitaan tak ber ujung (care-fully). Lingkaran beracun (cyrcle of poison) pada epicentrum/pusat sumbu kekuasaan/penguasa/birokrasi (borokrasi) yang bermesraan /kongkow (tuba dianggap tabu) perlu segera di Therapy-bukan di Terapin) dengan “suara/kedaulantan rakyat melalui pilkada/pilgub).Kedaulatan rakyat (suara-pemilih) ini sesungguhnya merupakan palu godam (GADA dan TONGKAT bukan sekedar memberi hiburan bagi rakyat-tapi lambang dan lembing kedaulatan rakyat).Rakyat harus be-King dan The King (jadi Raja-dilayani) dan menjadi deking pembangunan yang bermartabat (martabat rakyat harus terjaga-tidak bisa di perjual belikan-barang dagangan politik). Suara/kepercayaan rakyat memiliki nilai bukan harga.Bagaimana meng-ukur,meng-ukir dan meng-akurkan suara rakyat sehingga dapat menjadi Modal-model-modul dan modus dalam membangun NTT, harus menjadi syarat utama cagub/cawagub NTT periode (Thn. 2008-2013).Mayjen Purn (Marinir) Beny Balukh dan patnernya Usman Gumantik Abubakar (Jhony Abubakar) memberi singkatan nama pasangan keduanya “ BIJAK”, karena mencermati kondisi NTT sampai dengan akhir-akhir ini semakin marak dengan hiruk pikuk pilgub yang semakin tidak menentu, membuat paket BIJAK ini meyatakan sikap serius untuk mengambil bagian dalam perhelatan pesta demokrasi ini.Karena bila tidak, dikhawatirkan “ Nasib dan masa depan NTT akan ditentukan orang lain”.BIJAK terkadang diplesetkan juga oleh kalangan tertentu sebagai Be…Jack.Dan agar lebih akrab dengan gaya muda-mudi (pemuda itu aset jangan di hasut.Generasi muda itu : pemadu-pemandu dan pemudah sedangkan geberasi tua bukan sekadar monument hidup tapi dokumen hidup yang bersinergi dengan pemuda) di plesetkan Be….Jack man…Istilah ini membawa pesan moral yang cukup dalam. “Bijak itu ke-bajik-an dan harus menjiwai setiap kita,Bijak itu juga mampu mem-bujuk walau BAJING(maling/ pencuri) sekalipun untuk kembali kejalan yang benar (tanpa kekerasan) untuk secara bersama-sama ikut bersama seluruh agen pembangunan di daerah untuk mem-BAJAK/bekerja/unjuk kerja dan unjuk kinerja.”demikian kata Pak Beny .Lebih lanjut beliau katakan “ Istilah ini di pakai,bukan sekadar untuk gagah-gagahan,tetapi lebih jauh adalah membawa pesan moral bagi setiap kita sekaligus memberi jiwa/roh pada visi-misi paket ini . Pemimpin harus mau Nyekar (turba) menyambangi rakyatnya yang telah,sedang dan akan mati rasa,mati harapannya,mati masa depannya.Dan jangan Nyakar (cakar-cakaran) antara rakyat dangan pemimpinnya atau antara rakyat dengan rakyat.Ini semuanya harus di TAKAR dan jangan di TUKAR.Labih lanjut MEKARkan harapan/keinginan rakyat.Tidak boleh di antara kita MAKAR-MANGKIR kontrak politik dan sosial yang telah dibuat bersama rakyat”.Lebih lanjut beliau berujar “dimana posisi setiap kita (memposisikan diri) dan kita harus sepakat mau mulai dari mana dan akan kemana ketika di NTT, ada pilihan untuk menjadi KISAH- ASIK- SAKSI- AKSI - SIKSA yang bermuara pada KASIH juga SAYANG di antara kita.Ambil contoh,untuk kisah korupsi (ASIK) dimana/bagaimana kita memposisikan diri kita?.Apa kita ikut ASIK-ASIK?, ataukah kita memposisikan diri sekedar hanya sebagai SAKSI?,atau kita telah berperan ber-AKSI memberantasnya?,atau apakah kita telah dan akan menjadi salah satu obyek/SIKSA korupsi?.Yang jelas setiap kita dituntut untuk berperan aktif .Yang jelas dan pasti tidak ada istilah AMAN bagi para koruptor bila saya nanti mendapat kepercayaan menjadi NTT-1.Lebih jauh juga ,tidak ada yang IMUN/IMUNISASI (kebal) dari penyakit KKN ini. Saya pun berharap tidak ada yang meng-IMANinya, dan meng AMINkan perbuatan korupsi/KKN. Biasanya KKN/koruptor juga ada IMAMnya/God Fathernya dengan rantai beracun (circle of poisonnya) kita akan hancurkan”. “Korupsi (KKN) itu merupakan sikap/tindakan RAKUS yang mengambil jalan pintas yang tidak pantas dan harusnya di pantang, KKN telah me-RASUK dan me-RUSAK dan lebih jauh ter-KURASnya potensi segala sumber daya di daerah.Jangan ada istilah SUKAR namun kita harus ber-SUKUR karena kita masih diberi kesempatan untuk turut andil/berperan dan mari kita bentuk aliansi strategis, konstruktif dan efektif untuk membabat penyakit KKN ini. Bila di percaya memimpin NTT nantinya ,maka saya sudah siapkan solusi yang bukan sekadar selisih kecil dari selusin permasyalahan di daerah kita.Terhadap modus politik yang membingungkan rakyat ,apa yang akan bapak sikapi tanya penulis “Politik POCO-POCO (maju kena-mundur kena/dapat) atau politik PICA-PICA yang mirip politik warisan penjajah (devide et impera) di NTT oleh sekalangan “yang berkepentingan” akan menjadi prioritas saya juga nanti. Seperti yang adik katakan waktu lalu kalau “dalam pelukan ada pelakon,dan ada pelakon dalam pelukan” itu banyak benarnya dan itu bagi kita merupakan warning dan saya tidak akan WORRY(ragu), bersama rakyat kita nyatakan WAR (perang) terhadap modus jahat tersebut “sergah Pak Beny.Bidang Ekonomi bagaimana Pak?,tanya penulis lagi “ modal utama kita sumber daya daerah yang akan disinergikan dengan proses produksi (teknologi tepat guna/sasaran) yang bersifat massal, market dan distimulasi managemen usaha yang efektif serta permodalan dalam dan luar negeri, mesin ekonominya kita perbaiki. Potensi laut akan mendapat perhatian (lumbung pangan abadi). Untuk jelasnya bagaimana segala potensi sumber daya kita di kelola saya ajak mari kita kunjungi web-site yang telah di buat konsultan kami. Disitu kita akan lihat bagai mana telah dipersiapkan formulasi di bidang kesehatan (mis:kapsul malaria/Demam berdarah, teknologi fortifikasi makanan lokal yang kaya asam amino artinya lebih maju ,bukan sekadar kurang kalori protein lagi dan semuanya dengan bahan baku lokal kita ), konstruksi (raw material), pendidikan (memacu pertumbuhan ilmu alam) ,dan seterusnya. Penyakit malaria merupakan salah satu biang dari kemiskinan di daerah kita.Ancaman lost generation terus menguntit kita.Sikap sabar mencermati kondisi politik NTT bermuara pada pernyataan kesediaan untuk dicalonkan sebagai pasangan/paket cagub/cawagub memang santer terdengar (mempertanyakan kesediaan paket ini).Sikap sabar ini cukup beralasan karena adanya tekanan dan titipan politik serta kesepakatan yang tidak bulat (tidak rasional).REKAM JEJAK KARIER KEMILITERAN Mayjen Purn (marinir) BENY BALUKH ,SAMPAI DENGAN TAHUN 1997PAKET CAGUB NTT PERIODE 2008-2013( BIJAK- Be... Jack )Dari data yang ada rekam jejak kemiliteran Myejen Purn (marinir) Beny Balukh ,diantaranya :Cesoc Field Artillery Scholl USA tahun 1972,USMC COMM & Staff CLG USA Thn 1983,Orientasi bidang kejuangan Tahun 1984,Sus Atase pertahanan/Intek Start Thn 1988,Kra XXV Lemhanas Tahun 1992/1993 dan Sussospol ABRI VII Thn 1994/1995.Pendidikan Non Kemiliteran yang sempat diikuti :antaralain,Tar SU MPR RI thn 1990,American Languge Vourse Tahun1982, Tar (Penataran P4) Pola Calon Penatar 144 jam Tkt Nasional Tahun 1995.Jabatan yang pernah dipercayakan /diemban :Pus KKO/Yon Hub/Pasi-4 (Log) Pus KKO/Yon Hub /Kie "A"/Dan Armada/Pasko Arma/Sat Komlek/Pasi-2 (Ops).Hankam/Kogasgab/Den Kom BTP-5/Dan Komar/Yon Komlek/Wadan, Komar/Menbanmin Mar/Yon Komlek/PGS Dan,Komar/Menbanmin Mar/Yon Komlek/Dan,hankam/Seskoal/Dep.Stra/Bag Nas/KA,Korman/Brigif-2/Yonif-2/Dan, Komar/Brigif-2/SOPS/PA,Mabes ABRI/As Athan RI Ur Laut Washington DC-USA,Kormar/Brigif-2/Dan,Komar/Kepala Staf. Mabes ABRI/Sesko ABRI/Tanaga Ahli Tk.II Bid.Iklat,dan Mabes ABRI/Sesko ABRI/Wadan.Tugas Operasi Seperti :SEROJA (1975) sebagai Wa Pasiops/Dandenkom BTP-5/Pasmar-1,dan SEROJA 1985 sebagai Dan Satgab Badik,BTP-2 Nar/Dan Sektor Viqueque.Tugas Luarnegeri :USA-1972 :Pendidikan Kecabangan, Philipina (1977) Latihan, USA (1983) Pendidikan Sesko,USA (1988) Penugasan di KBRI/AS Athan Urusan Laut, Vietnam (1992) Study Banding, Thailand (1993) Study Banding, Khambodja (1993) Meninjau, Mianmar (1993) Studi banding, RRC (1994) Study Banding, Malaysia (1996) Direktur Latihan Bersama Indonesia-MalaysiaTanda-tanda Jasa yang pernah diterima :BT. Yudhadarma Nararya, BT. Jalasena Nararya, SL. Seroja,,Vet.Pemb. Kemerdekaan RI,SL,Kesetiaan XXIV,SL. Dwidya Sistha, The Legion Of Merit (USA).Cacatan :Pernah menjabat sebagai Ket Fraksi ABRI di DPR/MPR-RI, Wakil Badan Ptprita Batam dan terakhir sampai dengan sekarang sebagai Penasehat Badan Otorita Batam.Oleh : Max Umbu

KARIER MILITER-POLITIK dan BIROKRAT


REKAM JEJAK KARIER KEMILITERAN Mayjen Purn (marinir) BENY BALUKH ,SAMPAI DENGAN TAHUN 1997
PAKET CAGUB NTT PERIODE 2008-2013
( BIJAK- Be... Jack )

Dari data yang ada rekam jejak kemiliteran Myejen Purn (marinir) Beny Balukh ,diantaranya :
Cesoc Field Artillery Scholl USA tahun 1972,USMC COMM & Staff CLG USA Thn 1983,Orientasi bidang kejuangan Tahun 1984,Sus Atase pertahanan/Intek Start Thn 1988,Kra XXV Lemhanas Tahun 1992/1993 dan Sussospol ABRI VII Thn 1994/1995.
Pendidikan Non Kemiliteran yang sempat diikuti :
antaralain,Tar SU MPR RI thn 1990,American Languge Vourse Tahun1982, Tar (Penataran P4) Pola Calon Penatar 144 jam Tkt Nasional Tahun 1995.
Jabatan yang pernah dipercayakan /diemban :
Pus KKO/Yon Hub/Pasi-4 (Log) Pus KKO/Yon Hub /Kie "A"/Dan Armada/Pasko Arma/Sat Komlek/Pasi-2 (Ops).Hankam/Kogasgab/Den Kom BTP-5/Dan Komar/Yon Komlek/Wadan, Komar/Menbanmin Mar/Yon Komlek/PGS Dan,Komar/Menbanmin Mar/Yon Komlek/Dan,hankam/Seskoal/Dep.Stra/Bag Nas/KA,Korman/Brigif-2/Yonif-2/Dan, Komar/Brigif-2/SOPS/PA,Mabes ABRI/As Athan RI Ur Laut Washington DC-USA,Kormar/Brigif-2/Dan,Komar/Kepala Staf. Mabes ABRI/Sesko ABRI/Tanaga Ahli Tk.II Bid.Iklat,dan Mabes ABRI/Sesko ABRI/Wadan.Tugas Operasi Seperti :SEROJA (1975) sebagai Wa Pasiops/Dandenkom BTP-5/Pasmar-1,dan SEROJA 1985 sebagai Dan Satgab Badik,BTP-2 Nar/Dan Sektor Viqueque.
Tugas Luarnegeri :
USA-1972 :Pendidikan Kecabangan, Philipina (1977) Latihan, USA (1983) Pendidikan Sesko,USA (1988) Penugasan di KBRI/AS Athan Urusan Laut, Vietnam (1992) Study Banding, Thailand (1993) Study Banding, Khambodja (1993) Meninjau, Mianmar (1993) Studi banding, RRC (1994) Study Banding, Malaysia (1996) Direktur Latihan Bersama Indonesia-Malaysia
Tanda-tanda Jasa yang pernah diterima :
BT. Yudhadarma Nararya, BT. Jalasena Nararya, SL. Seroja,,Vet.Pemb. Kemerdekaan RI,SL,Kesetiaan XXIV,SL. Dwidya Sistha, The Legion Of Merit (USA).
Cacatan :Pernah menjabat sebagai Ket Fraksi ABRI di DPR/MPR-RI, Wakil Badan Ptprita Batam dan terakhir sampai dengan sekarang sebagai Penasehat Badan Otorita Batam.
Oleh : Max Umbu

PAKEY BIJAK (CAGUB NTT 2008-2013)

BENY BALUK-JHONY ABUBAKAR PAKET (BIJAK)
MERUBAH NTT KETIKA DEMOKRASI MENJADI DE MARKASI antara DERMA KASI - DERMA KISAH NTT HARUS BERUBAH PERUBAHAN BUTUH:MODAL-MODEL-MODUL dan MODUS dan MUARANYA MAYJEND(Purn) Marinir BENY BALUKH (Om BB) dan USMAN ABUBAKAR (Bung Jhony)
(SOLUSI NTT MEMBANGUN MASA DEPAN)
Segala aspek pembangunan baik itu dari pusat sampai ke daerah tetap dilandasi pada UUD45 dan Pancasila yang terdivergensi pada beberapa aspek dan tonggak pokok Ideologi,sosial,ekonomi,politik,budaya,hokum dan HAM.Bagaimana Ideologi Pancasila dan Nilai gotong royong sebagai sari dari kehidupan sosial,sikap politik yang bebas aktif serta ekonomi yang pro-rakyat/ekonomi kerakyatan,budaya yang berbasis kearifan local,penerapan hokum yang bersih dan berwibawa,pertahanan keamanan yang mampu melindungi segenap tumpah darah Indonesia serta penerapan HAM secara baik dan benar.Dalam implementasinya di lapangan (di NTT) sampai dengan saat ini tampak terkendala akibat berbagai factor termasuk akibat lemahnya program dan implementasi riil karena serta lemahnya figure kepemimpinan yang cenderung defensive(bertahan).Bersikap “DIAM/NO COMMENT”(atau tidak paham apa yag harus dilakukan) sebagai salah satu bentuk pernyataan sikap/respons terhadap public/rakyat nyata sekali telah menjadi opsi aman tanpa resiko.Mengambil/menempatkan diri pada “ZONA NYAMAN” dalam berinteraksi dengan rakyat telah menjadi inhibitor/penghambat arus informasi dan faliditas pelaksanaan kebijakan di daerah ini sehingga kedepannya dari-hari kehari permasyalahan pembangunan akan menumpuk dan membebani aparat pelaksana birokrasi/birokrat,pada fase inilah akan terjadi bargaining power/position /jalan pintas yang dianggap pantas melabur tembok birokrasi dengan kecerdikan menyusun pertanggung jawaban pada public yang nota bene sedang sekarat (kelaparan) dan hidup terjebak menunggu kemurahan “derma”.Pemimpin NTT ke depan harus sudah dapat melepaskan rakyatnya dari jeratan “derma”tentu dengan program yang membumi.Semua proyek yang akan dilaksanakan harus memenuhi syarat : sederhana,,ekonomis,praktis dan harus dapat ditiru.Cita-cita membentuk masyarakat NTT yang baru akan dilakukan dengan masyarakat yang lama dan “FIGUR”pemimpin sebagai kondutor merupakan “key factor” bagi sukses/tidaknya program itu. Kata-kata /kalimat sloganistik yang berbau “janji” yang membius, secara serampangan telah digunakan oleh para pemburu kekuasaan.Membius rakyat dengan cara buas demi kepentingan sesaat, sering digunakan sebagai modus operandi para pemburu kekuasaan guna menjinakkan hati rakyat yang terlanjur “sakit hati”. Pembiaran /membiarkan rakyat berkelahi dengan nasib tanpa ada wasit yang mencoba melerai dan mencoba memberikan solusi,sungguh ini hanya akan membawa citra buruk pada birokrat/pemimpin yang cenderung menempatkan posisi/memposisikan diri sebagai “penguasa/priyayi”dan bukan pelayan dan melayani rakyat.Menurut data BPS Prov NTT 2005,jumlah keluarga/RT di NTT yang meliputi 15 kabupaten dan 1 kota sebanyak 952.104 rumahtangga .Sedangkan total jumlah rumahtangga miskin sebanyak 554.015 dengan persentase rata-rata angka kemiskinan mencapai 58,19 persen (%).Tiga kabupaten dengan angka persentase rumahtangga termiskin berturut-turut sbb: Kabupaten Sumba Barat (80,61%),urutan kedua Kabupaten Kupang (79,66%),diikuti Kabupaten Rote Ndao (77,76%).Bila ditinjau angka kemiskinan per kawasan/per pulau (Flobamora) maka tampak kontradiksi sbb:Pulau Sumba tercatat sebagai Pulau dengan angkadengan persentase rumah tangga termiskin di NTT (76,13%),urutan ke dua Pulau/kepulauan Alor (62,18%),urutan ketiga Pulau Timor (60,42%) dan pulau Flores tercatat sebagai pulau yang terbebas dari stigma “miskin”(melampaui persentase target pemberantasan kemiskinan tahun 2010 yakini minimal 50 %).Strategi pemberantasan pemberantasan kemiskinan tampak mengalami kepincangan.Ini harus menjadi perhatian utama gubernur terpilih periode 2008-2013,untuk sesegera mungkin memangkas kemiskinan yang mendera rumahtangga di 3 pulau besar lainnya.Secara keseluruhan , rata-rata persentase angka kemiskinan rumah tangga di NTT masih sangat besar (58,19%). Sumbangan prosentase rumahtangga miskin terhadap total jumlah keluarga/RT di NTT tertinggi adalah kabupaten manggarai(7,31%) dan urutan kedua kabupaten Sumba Barat (6,99%). Kota Kupang menempati urutan ke -7,sedangkan kabupaten terendah,kabupaten Lembata(1,38%). Faktor jarak/jauhnya dari sumber kekuasaan/pemerintahan tampak tidak terbukti memberi pengaruh pada angka kemiskinan. Sehingga factor penyebab kemiskinan yang telah coba diidentifikasi pemda,nyata tidak terbukti. ………Rumah tangga sebagai organisasi terkecil dan modal dasar dalam pemberantasan kemiskinan harusnya dapat dijadikan instrument dasar dalam pemberantasan kemiskinan dalam arti dan maksud yang lebih luas.Kita membutuhkan pahlawan-pahlawan rumah tangga yang beban utamanya tertanggung pada kepala keluarga.Terobosan dan pemberdayaan lembaga perkawinan/institusi lainnya yang mendukung berdiri tegaknnya suatu keluarga akan diberikan solusi yang bertanggung jawab dengan cara meningkatkan peran dan akses yang lebih nyata.Sehingga pada tahab dua akan melahirkan pahlawan kemiskinan di tingkat RT/RW,desa,kecamatan,kabupaten,propinsi dan syukur-syukur akan dapat melahirkan pahlawan pemberantas kemiskinan di tingkat nasional.Kuncinya,melahirkan “PROTOTIPE/MODEL” pahlawan pemberantas kemiskinan disetiap level.Renumerasi sebagai stimulan atas usaha tersebut akan di berikan dengan prosedur yang masuk akal.Angka persentase rumah tangga kemiskinan yang bombastis tersebut sampai dengan saat ini masih mengandung kontroversi (hanya ditingkat BIROKRASI),sedangkan ditingkat masyarakat luas ini dianggap sebagai fakta.Statement birokrat/penyelenggara birokrasi di tingkat elit tampak kebakaran jenggot karena birokrat merasa selalu dipojokkan/salahkan/dipersalahkan.Perang opini antara “peme rintah” dengan “yang diperintah” (rakyat) sampai dengan saat ini tak kunjung selesai,sementara usaha pemberantasan kemiskinan berjalan ditempat,karena pemda terpancing untuk lebih getol memadamkan opini miring dari pada kerja nyata. Publik tidak di bisa dikerjain lagi dengan pola pemimpin yang hanya ungkapan wacana belaka,tanpa menyentuh kebutuhan public (kemiskinan),apa yang rakyat mau/butuh. Figur cagub (NTT) :“ apakah hanya mencari kekuasaan,presetise,kedudukan,kekayaan atau perlindungan?”Publik sudah dapat melihat sendiri hasilnya.Anehnya telah merasa gagal (tanpa hasil),tapi masih mau menjadi pemimpin.Menggunakan pola2 lama,bagaimana mempengaruhi (uang)untuk butuh dukungan,hambur2 uang rakyat demi kekuasaan, tabrak sana sini cari dukungan, gerakan bawah tanah ke parpol,membuat yayasan2 untuk kepentingan sesaat, demonstrative kekayaan depan public,semuanya hanya demi kekuasaan semata. Yang rakyat rasa dan lihat adalah hasilnya, bukan wacana yg tanpa kejujuran. Sudah saatnya NTT dipimpin oleh figure yg bersih,tidak/belum terkontiminasi dengan kepentingan2 sesaat yang secara nyata telah terlihat sangat2 jelas di bumi NTT.Semua ini menjadi tanggung jawab semua strata di NTT,ya Parpol,tokoh2 budaya/Agama,unsur pemuda, Akademisi,dll. Parpol jangan hanya melirik siapa yang punya uang dan siapa yang tidak memberikan uang untuk calon Gubernur (termasuk bupati), tapi melihat mempelajari secara mendalam dengan hati yang bersih siapa calon yang benar,sehingga tanggung jawab ke public menjadi jelas. Yang pasti NTT harus berubah,tapi factor utama adalah pemimpin yang berani dan secara real punya nilai2 terobosan. Pandangan penulis,rakyat (yg dipimpin) tidak salah (tidak mau dikerjain lagi),tapi kalau gagal pasti pemimpin yang salah.Terdapat beberapa factor penyebab kemiskinan di NTT.Masalah ekonomi,structural,situasional,politik dan sosial. Faktor ekonomi meliputi (1) Pendapatan perkapita masih rendah;ini tidak dapat dijadikan alasan ”mengapa?”, ini hanya akan memberi kesan bahwa gubernur terdahulu/pendahulu hanya mewariskan kemiskinan (dosa warisan) dan ketidak sukses.Hal ini kontradiktif dengan tekad pembangunan yang telah dan berkesinambungan selama ini. Pembelaan diri oleh para “juaragan birokrat” ini sepantasnya harus segera di akhiri.Pertanyaan yang lebih pantas untuk dapat direnungkan adalah “MISKIN KARENA PERKAPITA RENDAH atau PERKAPITA RENDAH KARENA KEMISKINAN”.(2)(2) Tingkat Pengangguran yang tinggi :Untuk hal ini berlaku alasan yang sama dengan poit satu di atas. (3).Ketergantungan pada sector pertanian: Ketergantungan ini telah berlangsung begitu lama (ratusan tahun) namun ketergantungan pada sector ini tidak pernah memberikan solusi pada penurunan angka kemiskinan.Propinsi NTT telah ratusan tahun “menitipkan nasibnya”pada kedigdayaan sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan. Memang NTT tercatat pernah mengalami masa ke-emasan dari hasil kehutanan dan peternakan yang membawa harum nama daerah ini diseantero dunia,namun seiring dengan semakin tergerusnya potensi dan lemahnya kemampuan manajemen pengelolaan potensi pertanian yang di perparah lemahnya Sumber Daya Manusia pengelola maka harapan untuk segera keluar dari barikade dan jebakan kemiskinan menjadi tinggal “mimpi”.Komoditi kemiri, kenari, kuda, sapi, kerbau, kayu cendana pernah mengharumkan nama bangsa dan Negara. Saat ini secara perlahan tapi pasti kedigdayaan ini siambil alih oleh daerah lain (Propinsi Gorontalo yang getol mengembangkan potensi ternak dengan melakukan kerja sama dengan Malaysia dengan “Bhadawi Farmnya”). Bagaimana propinsi muda ini dalam waktu relatif singkat memacu pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari sang Figur Pemimpin serta sistim penyelenggaraan pemerintahannya yang dikenal dengan nama “GOVERMENT ONLINE” sampai ke tingkat daerah. Ini merupakan jawaban tuntas terhadap resiko birokrasi karena peran serta public akan menjadi factor penentu pembangunan.Hal yang kurang lebih mirip akan dilakukan Figur “BB Cs” di NTT tentu dengan beberapa penyesuaian. Potensi kelautan dengan teknologi tepat guna akan dijadikan salah satu titik perhatian utama pembangunan di NTT kedepan.Laut harus menjadi “lumbung“ pangan.Eksplorasi dan eksploitasi hasil laut dengan dukungan infrastruktur yang akan di bangunan akan disinergikan dengan potensi market dalam dan luar negeri setelah kebutuhan utama rakyat terlayani dengan baik.Saat BB (Beny Balukh)ditanya hal ini, dengan santai dan yakin BB berucap RAHASIA ADA DI LAUT.Ketika penulis lebih jauh memburu statement tersebut kembali beliau mengatakan “rahasia itu akan diaplikasikan pada saatnya ketika saya diberi kepercayaan untuk memimpin NTT”.Tidak puas dengan pernyataan itu kembali penulis melontarkan pertanyaan “janji kandidat biasanya lagu lama,apa yang baru dengan ide bapak tersebut?”.BB segera menyergap penulis dengan pernyataan “Membangun NTT tidak cukup dengan janji bahkan sumpah sekalipun,namun yang lebih mulia dari pada itu maukah kita, pemimpin,calon pemimpin dan juga rakyat siap ber- “NAZAR” untuk NTT????” ia balik bertanya. “NAZAR,itu janji terhadap Tuhan secara pribadi,bila kita ingkar janji dan sumpah maka Tuhan tidak butuh saksi untuk menghukum kita karena ingkar kita,saya siap untuk itu”, ujarnya sembari menatap penulis dengan tajam.Lebih lanjut ia mengatakan “setiap kita memiliki saham dan harus memberikan saham bagi kemajuan daerah,pemimpin memberi contoh dan tauladan”kilahnya.Lebih lanjut penulis bertanya,apa pendapat bapak mengenai korupsi/koruptor,khususnya ?.”Bung Max sendirikan telah sering kali saya dengar meneriakkan slogan anti korupsi yang sangat menggelitik kita dan saya sependapat dengan itu”.Maksudnya Tidak ada kata IMUN-AMAN-IMAN-IMAM-AMIN untuk korupsi/koruptor.Lebih lanjut BB mencoba menjelaskan slogan itu dengan interpretasinya sendiri,katanya “ IMUM itu artinya tidak ada yang akan KEBAL hukum bila nyata melakukan perbuatan korupsi,AMAN artinya :Pelaku korupsi takkan aman,pasti akan diburu hukum dunia dan hukum Tuhan,IMAN artinya : perbuatan korupsi jangan sampai membudaya sehingga itu nantinya bukan hanya dipercaya dan di yakini tapi terlebih meng-IMANInya,ini harus dicegah. IMAM artinya kegiatan korupsi ini biasanya dilakukan secara berjemaah/kelompok dan ini biasanya ada komandannya/ biang keroknya,IMAMnya merupakan target utama kita.Nah yang paling berbahaya bila semua aparat birokrasi/birokrat sudah merasa korupsi ini merupakan perbuatan yang BENAR/MEMBENARKAN alias AMIN/meng AMINkan maka kita sudah siapkan MODUS khusus untuk memberantas ini semuanya,tentu bekerjasama dan berkoordinasi dengan lembaga/ institusi terkait dengan tetap menempatkan masyarakat/publik dalam posisi yang “enjoy” sebagai pemantau dan pelapor aktif dan efektif.Sampai dengan saat ini Tipologi korupsi di NTT memang tidak jauh beda dengan modus korupsi umumnya(di daerah lainnya di Indonesia) namun memang ada beberapa ciri khas/modus yang harus dipersiapkan terkait pencegahan dan memburu para koruptor”. Penulis lebih lanjut bertanya ,“bagaimana agar perburuan tersebut dapat tepat sasaran dan yang paling penting bisa membawa hasil ?” . “Yah,tentu kita akan memilah-milah dan harus bisa membedah-bedah masalah sesuai peta-peta korupsi yang telah sedang kita susun,koruptor kan pinter-pinter,mereka tau pintu masuk dan pintu keluar, jadi mana DOMBA mana SERIGALA,agar serigala tidak memangsa DOMBA maka penting SERIGALA BUAS tersebut di beri KANDANG / DIKANDANGKAN, dengan demikian pembangunan pasti akan berjalan sesuai dengan rencana”. Lebih lanjut BB menjelaskan bahwa sangsi adat-sosial/sikon dari masyarakat/ publik tidak kalah ampuhnya.Ini akan mempersempit ruang gerak para koruptor dari hari-kehari. “Apa bedanya penyelesaian secara ADAT?”, tanya penulis. Dengan tangkas ia kembali bertutur ,“Penyelesaian dengan cara ADAT itu maksudnya bukan dibelakang tapi di DEPAN hukum dan transparan,bila terbukti tidak bersalah yah harus dibebaskan dan segera dipulihkan nama baiknya juga nama keluarganya.Kita di NTT kah kental dengan adat,dan adat kita kan tidak kalah dan dapat berperan sebagai modal-model-modul dan modus kita membangun Flobamora“.”Adat, asasinya tidak mendidik kita untuk korupsi,kalau boros bisa yah.Ada beberapa upacara adat yang bila ditinjau dari sudut ekonomi apalagi ditengah era global yang menuntut segala sesuatu serba harus efisien, maka dugaan itu akan ada banyak benarnya, jadi jangan di balik.” ia menekankan.Ada fakta lapangan yang telah hidup ratusan tahun yang sekarang ini masih tumbuh subur di tengah masyarakat terkait sikap boros ini,khusunya di bidang perdagangan.Sementara penulis bersiap-siap melontarkan pertanyaan berikut terkait “prilaku dagang di NTT” ,penulis mencoba mencuri pandang,dan tampak jelas walau sekilas,kalau ia menguasai masalah.Wajahnya tidak tampak tegang,namun santai tapi tepat dan terarah. “Apa yang bapak ketahui perihal perdagangan di kampung kita,maksud saya NTT”. BB kembali dengan sigap (maklum,BB ini sosok pemimpin yg lugas/tegas, gumamku dalam hati),”Ada hal yang penting terkait perdangangan di kampung kita, bicara dagang maka “ukuran/takaran/timbangan” yang merupakan mekanisme normal biasanya di tempuh sebagaimana biasanya di daerah lain. Istilah KILO KURANG atau KILO PAS masih dikenal di kampung kita sampai hari ini.Kesepakatan antara pembeli dan penjual alias “sama-sama tau/sama-sama mau””. Lebih lanjut ia kembali menuturkan salah satu kisah nyata “si penjual ikan akan menjual ikannya keliling kampung,tentu dengan harga mahal,maklum masih pagi.Namun setelah keliling kampung akhirnya kembali ketempat semula dan matahari sudah di atas ubun-ubun,ikanpun “dijual urah”. Juga ada kisah lainnya “barang dagangan “jangan coba di tawar”.Harga tidak bakalan turun,lebih baik dagangan (misalnya ikan) dibiarkan terpanggang dipanas teriknya matahari daripada di beli murah dan si empunya barang dagangan angkat kaki, pulang ke rumah”. Sungguh daya ingat beliau ini masih tajam dan kritis (konstruktif) kataku dalam hati.Lebih lanjut ia berseloroh “Telur membawa dan ada kehidupan di dalamnya namun bila seekor sapi/kuda menjadi takaran dan tukarannya hanya karena kita enggang membahasakan “NIAT” secara langsung dan lebih memilih berbahasa lewat “simbol” adat itu tentu tidak ada salahnya ,bila saja semuanya itu didukung oleh kemauan , tekad dan kerja keras(usaha) untuk mencapai prosesi adat tersebut (sperti di Bali),dan memang itulah yang akan kita arahkan,pacu dan pelihara di masa datang”. Penaggulangan kemiskinan memang harus dijadikan sebagai kebijakan daerah sesuai amanat UU Nomor 25 tahun 2004 yang telah menetapkan sistim pembangunan nasional yang meprerioritaskan penaggulangan kemiskinan dan kesenjangan.Bagaimana membangun kesepahaman dan tekad antara pemda dengan rakyatnya bukan hal mudah,terlebih jika semuanya itu hanya sekadar niat.Pada kesempatan lain penulis mencoba meminta pendapat sang calon wakil gubernur (Bung Jhony Abubakar) perihal kelemahan-kelemahan program pengentasan kemiskinan yang terjadi di NTT melalui selular phonenya,sang cawagub mengungkapkan kalau kelemahan-kelemahan penaganan di lapangan cukup banyak. Diantaranya Bung Jhony katakan,” Sistim,kebijakan, harus berpihak pada rakyat/pro-rakyat (selama ini jauh panggang dari api). Peran serta rakyat takkan maksimal bila pemerintah daerah tidak mampu memberikan contoh dan teladan (hidup sederhana), Program masih bersifat parsial (sepotong-sepotong),masyarakat/keluarga miskin masih sekadar objek/sasaran pelampiasan keinginan pemerintah daerah semata sedangkan disisi lainnya rakyat nyata-nyata sudah tidak berdaya .Belum adanya kesamaan tafsiran dan terjemahan hal kemiskinan di berbagai level masyarakat, pemerintah telah terbiasa dengan menggantungkan diri dari donor pemerintah pusat maupun bantuan asing (miskin kreatifitas dan inovasi)”. Wah... Bung...,tampaknya pemda selalu salah dalam hal ini ?. Bung Jhony kembali menjawab ,” dalam hal ini tidak perlu ada pihak yang merasa bersalah/dipersalahkan karena logikanya ini kan masalah kita bersama. Hanya tentu pemerintah daerah/birokrat dan wakil rakyat,parpol harus benar-benar mampu menterjemahkan hasrat dan keinginan rakyatnya,dan fakta angka berbicara.Dan kita tidak ingin dicap sebagai daerah yang MENJUAL KEMISKINAN”. Demikian pejelasan bilau dari seberang sana. ”Bisa bapak jelaskan lebih rinci dengan apa yang bapak katakan menjual kemiskinan tersebut?,” tanya penulis. Dengan nada suara yang terdengar serius pun kembali terdengar di balik phone selular sang cawagub (Bung Jhony) ,” Bagamana tidak,kalau dari tahun-ketahun,bulan-kebulan dan dari waktu-kewaktu daerah kita selalu saja didera penyakit yang sama (maksudnya kemiskinan) dan solusinya kita tahu bersama ” serentetan alasan rinci yang tampak masuk akal sembari tidak ada usaha riil di lapangan, harusnya bila secara serius program PK dilakukan maka cukup 5 tahun/1 periode jabatan gubernur, masalah ini akan tuntas dan jangan malah NETAS lagi”.Lebih jauh Bung Jhony menjelaskan, sebaiknya program MENETE kepusat/dana asing ini, harus kita akhiri sesegera mungkin dan agar kemandirian segera MENETAS di NTT. Oknum-oknum yang hidup dari TETESAN dana kemiskinan ini harus kita amankan mereka itu”. Bung Johny Abubakar selanjutnya mengungkapkan, saya menghimbau seluruh komponen di NTT,marilah kita jangan bermain sendiwara lagi,dan jangan lagi bermain2 diatas kepentingan rakyat. Ingat masa tua kita, ingat anak cucu kita,keturunan kita jangan diwarisi beban2 yang tidak kuat mereka tanggung/mikul. 95 % Rakyat NTT adalah manusia2 polos dan jujur dan sangat menghormati kebenaran.Jangan pengaruhi dan akal2an kepada rakyat dengan praktek2 terselubung demi kepentingan sesaat. Mari kita berubah,berubah,dan berubah,paling tidak meletakkan dasar2 perubahan,agar beban (miskin dan percaya diri) menjadi minimalis.Demikian himbauan bung Johny Abubakar dengan nada suara prihatin. Banyak jalan mudah yang dapat ditempuh,tergantung mau apa tidak.Masalahnya pemimpin mampu atau tidak ,jujur kepada rakyat atau tidak. Pemimipin yang benar adalah figur yang tegas/tegas, tanpa kepentingan sesaat,ngayomi,cerdas melihat dan memahi keadaan dan punya misi nilai2 terobosan.Dan kreteria Figur ini,pengamatan saya selama ini ada pada BB dan saya oprtimis ’orang benar”pun sependapat dengan saya. Saya optimis masih banyak birokrat dan elemen (Akademisi,unsur2 pemuda,tokoh2 masyarakat,dsb) lain yang bagus yg akan bahu membahu membangun NTT.Ketika penulis hendak melontarkan pernyaan lanjutan hal kemiskinan dan sisi lainnya yang terkait dengan kemiskinan seperti penegakan hukum, tampak terdengar dari seberang sana bunyi dering telepon genggam berdering yang ternyata telepon dari Cagub BB bahwa agenda pertemuan rutin dengan Bung Jhony (cawagub) jam 02.00 WIB.Karena itu Bung Jhony minta di setting waktu lain untuk menyambung wawancara. Sebagai klosing wawancara ini beliau mengatakan bahwa beliau dang BB telah siap dengan ”Blue Print” pemberantasan kemiskinan di NTT.Dan sekali lagi sergapnya ”ini bukan wacana/rencana kosong dan kami siap bernazar Ingat tawaran bernazar ini ide BB dan Jhony Abubakar” kilahnya sembari mengakhiri wawancara. (selamat berjuang...!!!!).PenulisMax Umbu,TANGGUNG JAWAB PARPOL (Legislatif),TOKOH ADAT/MASYARAKAT,ORMAS,PEMUKA AGAMA TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH DALAM RANGK PILGUB NTT (2008-2013)Judul di atas mengundang kita untuk turut serta memberikan peran aktif dalam rangkan pembangunan daerah(NTT).PILKADA,sebagai salah satu mekanisme demokrasi bukan sekedar proses dan kebiasaan/pesta demokrasi basa-basi,tapi lebih jauh adalah suatu tujuan luhur dari kehidupan berbangsa dan bernegara terlebih di era-globalisasi yang menuntut dan menuntun kita untuk berinteraksi secara positif dengan semua sektor dan komponen penentu pembangunan demokrasi/pembangunan itu nsendiri.Sebentar lagi NTT sebagai salah satu daerah/Propensi yang selama ini kental dengan julukan daerah/propinsi miskin,tidak luput pula mau-tidak mau,suka-tidak suka,akan menyelenggarakan pesta demokrasi yang konon akan menyerap biaya/cost sebesar 102 Milliar Rupiah. Ini angka yang tidak kecil ter;lebih bila kita kaitkan dengan situasi dan kondisi NTT saat ini.Sukses tidaknya pesta demokrasi ini,tidak akan lepas dari peran serta semua komponen daerah (para wakil rakyat di DPRD1 dan 2,DPD,Birokrat,Masyarakat dan para pemukanya dan juga takluput ormas dan pemuka agama).Semua komponen tadi harus punya rasa tanggung jawab terhadap kondisi riil di NTT yang kita tahu bersama mel;ekat dengan tradisi "kemiskinan".Lilitan kemiskinan ini memberi dampak pada segala sektor kehidupan masyarakatnya.Sukses tidaknya pembangunan daerah di NTT tergantung pada: Bagamana rakyatnya,bagaimana calon pemimpinnya,bagaimana interaksi positif (AKUR) antara kedua komponen tersebut.Artinya pemimpin harus benar-benar mencerminkan pilihan dan keinginan nurani rakyat itu sendiri,dan sebaliknya pembanghunan itu sendiri bergantung pula pada bagaimana rakyat mengenal,memahami dan menyelami hati,pikiran dan pola tindak laku sang pemimpin.Peranan Parpol,tidak dapat di kesampingkan,walaupun akhir-akhir ini mendapat kecaman pedas masyarakat.Kinerja dan unjuk kerja Parpol kedepan masih akan mendapatkan ujian untuk mengapai pujian.Kajian visi dan misi partai partai memang harus terus dilakukan agar dapat menjadi instrument terpenting dalam menjaring calon pemimpin.Karena saat ini fungsi penjaringan ini telah nyata dan akan semakin nyata mulai bergeser pada lembaga-lembaga tertentu (lembaga POOLING).Partai besar sekalipun seakan dan memang telah kehilangan tajinya dalam urusan ini.Hal lain "jebakan-jebakan" prosedural internal partai berpotensi besar mengkandaskan calon potensial. Polotik gizi,cost politik,pintu masuk (tanpa pintu keluar), tabur/ tebar pesona, dan masih banyak instilah lainnya yg digunakan dalam pesta demoktrasi.Sesungguhnya yang dicari untuk perbaikan NTT, adalah sosok atau figur yang potensial yg secara real harus atau belum masuk dalam dalam virus2 tsb di atas. Kata pendek, FIGUR BERSIH harus di cari/diburu , bukan figur yg mencari Parpol, Tanggung jawab tsb semua element tersebut dipertaruhkan ke publik NTT.Lihat hasil real di NTT, ada busung lapar, masuk dalam salah satu propinsi termiskin (pemimpin NTT selama ini cendrung menghindar kenyataan ini dan sekalu belokan hal ini seolah tidak terjadi apa2).Inilah kenyataan yg dihadapi rakyat NTT. Historical telah membuktikan apa yg di hasilkan pemimpin NTT selama ini? Tapi rasa malu, pembohongan publik terus diplokmairkan dengan serentetan statement di media maupun dalam tatap muka.Rasa tanggungjawab, seolah tidak mau tau apa yg terjadi sesungguhnya.Lihat PAD, dana-dana yg "tertidur" disejumlah bank plat merah, yg tidak digunakan. Padahal dana yg harus dimplemnetasikan untuk kepentingan publik (miskin). Lalu pertanyaannya uang itu kenapa tidak digunakan? sungguh menyedihkan, pemimpin melakukan pameran pembohongan terhadap rakyatnya sendiri.Berhenntilah dengan pola2 lama, siapa yg terkenal,punya uang banyak, kepentingan2 tertentu, dialah yg dicari untuk menjadi pemimpin, tanpa melihat latar belakangan, kemampuan indididu, status hukum, kebrhasilan selama memimpin. Anehnya lagi yg sudah gagal, masih mau mejadi pemimpin di NTT. Apakah yg dicari adalah kekuasaan, materi, prestise atau kepentingan pribadi dan negatif lainnya??Pemimpin harus kedepankan pengabdian, bersih hati,bersih diri, bersih lingkungan, tanpa harus membodohi rakyat NTT yang sudah sengsara.
KAMUS JOKE POLITIK :
OLEH: MAX UMBU
1. Tiada lagi BIBIT,BOBOT,BEBET yang ada hanya BABAT Mannnnnnn.......!!!!!!!2.Dimana bumi di pijak disitu langit di junjung sudah " menjadi" dimana bumi di pijak disini langit di JINJING (berat lhooooooo.....????!!)3Politikus belajar KUR,pemimpin belajar AKUR,rakyat pun CARE (KERE?????)4.bersambung.......