Sabtu, 01 Maret 2008

BIJAK tampak TAK BERGEJOLAK


Mayjen Purn (marinir) Beny Balukh
dan Usman Gumantik Abubakar ( Jhony Abubakar)
PAKET "BIJAK"


Kehadiran PAKET "BIJAK" sebagai salah satu bakal calon pasangan Gubernur dan wakil gubernur di NTT adalah merupakan sutu kehadiran yang dilandasi kesadaran atas dasar panggilan hati nurani untuk "MENGABDI" bagi daerah dan rakyat NTT. Kehadiran ini juga dilandasi oleh prinsip-prinsip yang mengacu pada pandangan rasionalitas dan juga sekaligus sentimentil serta moral atas apa yang telah,sedang dan akan terjadi di bumu Flobamora.Pijakan Etis,Etos dan Estetis dalam berdemokrasi merupakan simpul dalam memboboti demokrasi yang selama ini masih terjebak pada " demokrasi prosedural " tanpa mengundang peran serta rakyat (kepentingan rakyat)dengan apa yang di namakan "demokrasi dialogis"Ini yang kami namakan "jalan lain demokrasi menuju NTT baru" yang merupakan pendekatan deliberalisasi.Peta baru menuju demokrasi di NTT yang akan di tawarkan ini , diyakini akan mampu membawa model demokrasi prosedural yang saat ini nyata-nyata hanya membawa kebuntuan demokrasi dan segala implikasinya bagi pembangunan di NTT.
Membangunan "kesepakatan"dengan instrumen-instrumen politik di NTT (termasuk Parpol) asasinya adalah transaksi politik yang berbasis pada hubungan "mutualistik" yang merupakan titik temu (simpul) dari kepentingan-kepentingan rakyat NTT.Inilah transaksi politik yang akan dan harus kiranya menjadi komitmen serius para agen demokrasi di NTT.
Paket "BIJAK" menyadari bahwa sesungguhnya jalan dan berkembangnya pemerintahan di era-Reformasi (era-bingung) yang diboboti erademokratisasi dan desentralisasi ,politik sedang dan telah berjalan di luar dengan apa yang dinamakan "di luar agenda kepentingan rakyat" sehingga sampai dengan saat ini korelasi positif antara demokrasi dengan kepentingan rakyat tidak lahir menjadi fakta atau kenyataan (Lahir diluar rahim)
Keterpanggilan,kemauan dan keberanian paket pasangan ini untuk mencalonkan diri tampak tidak hanya mengandalkan kemampuan dan pengalaman tetapi yang ingin kami tawarkan adalah "menjadi pemimpin yang lahir dari ruang hati rakyat".Karena itu menjadi logis bila pencalonan ini hendaknya tidak hanya berasal dari parpol "atas nama" mekanisme demokrasi tetapi lebih dari pada itu "dicalonkan oleh rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi". Demikianlah apa yang dapat penulis tangkap dari sinyal-sinyal fisi dan misi paket ini yang mana sampai dengan saat ini masih terbungkus rapi dalam kotak "PANDORA".
Terkait dengan semakin mepetnya waktu Pilgub,tampak juga pasangan ini menanggapinya dengan PD - PD saja,tidak terlalu tampak hiruk pikuk yang terlalu berlebihan di Markas kubu BIJAK ini.Dalam hati penulis berguman 'dalamnya laut bisa diduga namun dalamnya hati tak berani kuduga....:

Max Umbu

CatatanHasil Kunjungan Ke markas BIJAK


Tidak ada komentar: