Selasa, 04 Maret 2008

POCO-POCO atau PICA-PICA

Calon gubernur dari Golkar belum final

KUPANG, PK--Ketua Pemenangan Pemilu Partai Golkar Propinsi NTT, Drs. Alexander Ena, M.Si, mengatakan, sampai dengan saat ini Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar belum memutuskan siapa calon gubernur untuk diusung dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) NTT.
"Kami (DPD Partai Golkar NTT, Red) masih menunggu keputusan DPP. Kalau keputusan sudah ada, maka akan dilaksanakan rapimdasus (rapat pimpinan daerah khusus) dan konvensi," kata Alex Ena saat dihubungi ke handphone-nya, Senin (3/3/2008).
Alex Ena yang mengaku berada di luar daerah, juga mengatakan sampai dengan saat ini DPP belum menyampaikan hasil survai Lembaga Survai Indonesia (LSI). Bagaimana dengan hasil LSI yang beredar? "Saya tidak tahu hasil LSI itu," jawab Alex Ena.
Pernyataan Alex Ena ini berbeda dengan apa yang disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Propinsi NTT, Drs. Ibrahim Agustinus Medah. Saat ditemui di Hotel Cahaya Bapa-Kupang, Sabtu (1/3/2008), usai pelantikan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk Pilgub NTT, Medah menegaskan dirinya adalah calon gubernur yang diusung Partai Golkar untuk bertarung dalam Pilgub NTT 2008.
"Sesuai dengan hasil LSI (Lembaga Survei Indonesia) terakhir dan dari regulasi yang ada, tidak ada tawaran lagi. Saya menjadi kandidat yang dicalonkan dari Partai Golkar NTT untuk bertarung dalam Pilkada Gubernur NTT," tegas Medah saat itu.
Medah yang juga menjabat Bupati Kupang ini berulang kali menegaskan bahwa dirinya cagub dari Partai Golkar. "Sampai saat ini tidak ada aturan yang diubah. Saya menjadi kandidat yang diusung dari Golkar," katanya.
Wakil Ketua Biro Pemenangan Pilkada Partai Golkar NTT, Gustaf Jacob, S.H, juga menegaskan Golkar pasti mencalonkan Medah sebagai calon gubernur.
Menurut Gustaf, Rapimdasus Partai Golkar NTT yang akan digelar dalam waktu dekat tidak berkutat pada masalah pemilihan calon, tetapi sebagai forum deklarasi Medah sebagai cagub.
Pernyataan Medah ditanggapi VIP Center, lembaga pemenangan Viktor Bungtilu Laiskodat, SH - dr. Husein Pancratius menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, melalui Wakil Ketua VIP Center, Arif Rachman.
Kepada wartawan di VIP Center, Jalan El Tari I, Senin (3/3/2008), Arif Rachman mengatakan, pernyataan Medah berkarakter otoriter, mengultuskan diri sendiri sebagai cermin arogansi kekuasaan. "Pak Medah terkesan mengultuskan diri, karena sebagai Ketua Golkar jadi harus menjadi Cagub NTT," kata Arif.
Arif meminta agar Medah menyampaikan secara jujur tentang proses yang sedang terjadi di Partai Golkar. "Jangan melakukan pembohongan publik karena sampai dengan saat ini Pak Medah, Pak Viktor dan Pak Mell Adoe masih bakal calon. DPP Golkar belum tentukan siapa yang jadi calon," katanya.
Arif juga mengritik pernyataan Gustaf Yacob bahwa rapimdasus nanti hanya formalitas untuk deklarasi Medah. "Itu sungguh menyepelekan dan mengabaikan demokrasi yang sudah ada mekanisme bakunya dalam Partai Golkar," katanya.
Berbeda dengan Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Propinsi NTT saat ini justru mulai membangun komunikasi dengan partai politik lain untuk membangun koalisi mengusung calon gubernur dan wakil gubernur, Drs. Frans Lebu Raya - Ir. Esthon Foenay (Paket FREN).
"Kami sudah dekati sejumlah partai, di antaranya PKB, PAN dan PDS. Soal figur sudah oke (maksudnya menyetujui FREN, Red) tapi belum ada kesepakatan. Belum final. Saat ini sudah mulai deal-deal," kata Sekretaris DPD PDIP Propinsi NTT, Nelson Matara, saat ditemui di gedung DPRD NTT, Senin kemarin.
Ditemui terpisah, Sekretaris Dewan Pimpinan Propinsi (DPP) Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PPDK), Drs. Beni Randu, mengatakan, PPDK sedang menjaring calon gubernur dan wakil gubernur. Beberapa figur yang sudah melamar yaitu Gaspar Parang Ehok, Beni Bosu dan Jonathan Nubatonis.
"Figur-figur ini nanti dikonsultasikan ke DPN (Dewan Pimpinan Nasional) PPDK. Siapa yang diputuskan DPN, nanti kita amankan. Diharapkan, keputusan DPN sesuai dengan aspirasi masyarakat," kata Beni Randu. (aca)

KOMENTAR Web Organizer :

Hendaknya kita sadar kalau rakyat sedang mencermati kelakuan para dalang politik dan birokrat.Penghukuman rakyat akan segera tiba,suara ditangan rakyat.Manfaatkan peluang dan jabatan tanpa bisa membedakan RUANG dan WAKTU, KAPAN dan APA yang seharusnya di bicarakan/bertindak merupakan PENGAKUAN TIDAK SADAR KARAKTER CALON PEMIMPIN DAN PENDUKUNG terhadap rakyat.Ini yang dinamakan RELA DITUSUK 1000 DURI DEMI SEKUNTUM MAWAR???.NTT buth pemimpin yang meliki AUTHORIZE (memiliki kekuasaan dan sekaligus kewibawaan).Bagaimana menyikapi fenomena ini???? yahhhhhhh KALAU SUNGAI LAGI BANJIR JANGAN MANCINGLAH....IKAN PASTI MENEPI,tidak percaya????

Tidak ada komentar: