Sabtu, 10 Mei 2008

MENDAFTAR JADI CAGUB/CAWAGUB BUKAN SEKADAR NTT
( Numpang Tenar Tok )

Plesetan Nusa Tenggara Timur dengan berbagai istilah,ada aroma Optimisme (NTT=Nanti Tuhan Tolong, Nanti Tuhan Tunggu, Nyata Tuhan Tolong), ada pula plesetan dengan nada pesimisme /ejekan (Nanti Tuhan Tampar, Nanti Tuhan Tolak) itu lah sebagian dari kotak katik katuk (ala Jawa). Nada-nada tersebut tentunya berniat baik (Introspeksi diri).Gambaran setumpuk kekesalan yang hanya bisa di muntahkan dalam bentuk kata-kata.Mengapa nasib mu enggan beranjak dari keterpurukan (miskin-papah dan terpuruk mendera disepanjang usia yang tak pernah usai).Risau memang....Kondisi ini akan semakin beraroma tidak sedap bila kita sandingkan dengan sikap prilaku para pelakon politik yang tak pernah luluh,melihat sikon NTT.Terkadang TEKAD bisa menjelma menjadi NEKAD (cara kasar atau halus).Terkadang pula perjudian politik di era demokratisasi ini cerlahnya masih menganga bagi para petualang po9litik,coba-coba siapa tahu setan tolak,coba-coba Nanti Tuhan Tolong,coba-coba Numpang Tenar Tok. Sesungguhnya ada sisilain dari sekedar kemampuang calon "MEMBACA PELUANG" atau "PELUANG MEMBACA "calon????.Bila kita membiarkan Peluang membaca kita (calon) maka akan ada langkah-langkah yang tetap mengedepankan ETIS-ETOS-ESTETIS.

Apapun itu,bila kita mau jujur untuk saat-saat ini dan beberapa tahun kedepan, posisi dan memposisikan diri/mengemban/memangku jabatan di bidang birokrasi apalagi kepala daerah (gubernur/bupati/wali kota)adalah tugas yang penuh dengan Tantangan,penuh jebakan/lubang/godaan,permasayalahan yang bertumpuk (BBM,Kemiskinan dll).Bicara Rasional maka sekali lagi Jujur, menjadi kepala daerah/kepala negara merupakan pilihan buruk/menantang maut.Hanya manusia terpanggil dengan talenta yang siap berkorban dan berkurbanlah yang mau memilih jalan ini.Ungkapan lebih kasar saya sebut "manusia "Gila".Gila kreativitas.inovasi,berani berkorban (tentu dengan bekal kemampuan ilmu dan pengetahuan serta talenta) yang secara SADAR ia miliki. Masa-masa kedepan merupakan masa yang GANAS yang siap meluluh lantakkan segala sendi kehidupan umat manusia tanpa pandang bulu.Sudah tentu pimpinan/kepala daerah memimpin di depan (panglima) memerangi kemiskinan dan kemelaratan (bukan disamping/di belakang saja) bertindak sebagai aktor intelektual di balik perubahan peradaban.Inilah yang namanya pemimpin yang ber-ADAB (boleh disebut ber-ADAT) dan bukan BI ADAB (BI ADAT) yang mengorbankan rakyat jelata (rakyat jelata melata di bumi melati??)


(bersambung..........)

Tidak ada komentar: