Rabu, 21 November 2012


Senin, 24 Sep 2012, | 211
Partai Hanura Jual Mahal Koalisi Partai=Tawar Menawar
KUPANG, TIMEX - Tarik menarik kepentingan partai politik jelang Pilgub NTT 2013 kian kencang. Hal ini tidak terlepas dari semakin tingginya posisi tawar partai-partai yang diajak berkoalisi. Apalagi hingga kini belum jelas partai-partai yang akan berkoalisi mengusung paket tertentu.

Adalah dua pengamat politik, David Pandie (Undana) dan Ahmad Atang (Universitas Muhammadiyah Kupang) kepada koran ini, Minggu (23/9) di Kupang. Menurut David Pandie, Partai Gerindra yang telah mengusung Esthon Foenay belum mendapat partai koalisi cukup beralasan.

Hal ini karena Gerindra yang memiliki enam kursi di dewan tidak terlebih dahulu melakukan koalisi dengan partai lain sebelum mengusung Esthon. "Kalau koalisi yang mau dibangun sekarang tentu posisi tawar dari partai politik yang diajak koalisi lebih tinggi. Apakah tawarannya berupa posisi wakil gubernur atau lainnya tentu sangat tinggi," kata David.

Pembantu Rektor III Undana ini membenarkan juga salah satu tawaran adalah uang karena itu sangat terbuka kemungkinan dilakukan partai politik yang hendak berkoalisi. "Saya kira tawaran karena kesamaan visi dan misi persentasenya kecil," ujar pengajar Fisip Undana ini.

Karena itu dia mengaku tidak heran jika sejauh ini Partai Gerindra belum mengumumkan partai koalisi untuk mengusung Esthon Foenay. Apalagi komunikasi politik yang dibangun untuk melakukan koalisi belum menemukan titik temu sehingga belum ada koalisi resmi yang dibangun sejauh ini.

Kondisi yang sama menurut David, juga dialami partai lain yang juga akan mengusung calon sendiri namun belum memenuhi syarat mengajukan calon. Partai tersebut adalah Demokrat yang kemungkinan besar akan mengusung Benny Kabur Harman.

"Kondisi yang sama juga saya lihat terjadi di Partai Demokrat. Walaupun sudah ada statemen bahwa sudah ada partai koalisi dengan jumlah kursi mencapai 18 tetapi belum disampaikan secara resmi hingga saat ini," kata David Pandie.

Hal yang sama juga disampaikan pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang. Menurut Atang, saat ini masih terjadi tarik menarik kepentingan antara partai politik yang akan melakukan koalisi sehingga belum ada partai politik yang resmi melakukan koalisi. "Padahal, waktu pelaksanaan Pilgub semakin dekat yang mana figur calon membutuhkan waktu yang cukup untuk melakukan sosialisasi diri," ujarnya.

Menurut Atang, belum adanya koalisi yang dibangun itu karena posisi tawar dari partai yang diajak koalisi cukup tinggi. "Bisa posisinya sebagai calon wakil gubernur atau bisa juga uang sehingga belum ada partai yang resmi melakukan koalisi," ujarnya.

Karena itu menurut Atang, koalisi yang akan dibangun adalah koalisi minimalis karena partai politik yang akan berkoalisi hanya sebatas untuk memenuhi syarat untuk mengajukan calon. "Sehingga kalau Gerindra sudah punya enam kursi maka dia hanya butuh tiga kursi lagi atau Demokrat yang sudah punya tujuh hanya mencari dua lagi," ujarnya. Hal itu menurutnya karena tingginya posisi tawar dari partai peserta koalisi.

Apalagi, lanjutnya, fenomena kemenangan Jokowi di Pilgub DKI Jakarta yang mana hanya ada dua partai koalisi akan memberi spirit partai di daerah dalam melakukan koalisi.

Terpisah, Ketua DPD Hanura NTT, Jimmy Sianto yang dikonfirmasi mengenai koalisi dengan partai lain jelang Pilgub NTT, Minggu kemarin mengatakan partai yang dipimpinnya masih sebatas melakukan penjajakan dengan partai politik lainnya untuk koalisi. "Belum ada kemajuan karena kami baru sebatas melakukan penjajakan untuk melakukan koalisi," ujar Jimmy.

Namun, dia mengaku sudah menemui Gubernur NTT yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan, Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur NTT, Esthon Foenay guna membicarakan mengenai koalisi tersebut.

"Saya sudah bertemu dengan Pak Frans dan Pak Esthon namun kami masih sebatas melakukan penjajakan untuk koalisi. Belum ada keputusan karena Hanura sendiri belum melakukan proses. Prinsipnya semua yang bangun komunikasi siap mengikuti mekanisme yang ada di Hanura," kata Jimmy.

Ditanya tawaran untuk posisi wakil gubernur dari Partai Gerindra untuk mendampingi Esthon Foenay, Jimmy mengatakan, pihaknya baru sebatas melakukan penjajakan. Namun, informasi yang diperoleh koran ini, Hanura mendapat tawaran untuk posisi wakil gubernur jika berkoalisi dengan Gerindra.

Hanura sendiri sudah menyiapkan beberapa figurnya untuk maju dalam Pilgub seperti Saleh Husin (Anggota DPR RI asal NTT) dan Jimmy Sianto (Ketua DPD Hanura NTT).
Partai Hanura saat ini memang memiliki posisi yang strategis karena memiliki lima kursi di DPRD NTT. Keberadaannya dalam koalisi akan sangat menentukan. Sehingga posisi tawarnya juga sangat tinggi. Partai lain yang juga memiliki posisi tawar cukup tinggi adalah PDS (3 kursi) dan PKPB (3 kursi). (ito/vit)


PARPOL YANG SUDAH AJUKAN CALON

1. Partai Golkar : 11 kursi (memenuhi syarat pengajuan calon)
2. PDI Perjuangan : 9 kursi (memenuhi syarat pengajuan calon)
3. Partai Demokrat : 7 kursi (belum memenuhi syarat)
4. Partai Gerindra : 6 kursi (belum memenuhi syarat)

PARTAI DENGAN POSISI TAWAR

1. Partai Hanura : 5 kursi
2. PDS : 3 kursi
3. PKPB : 3 kursi
4. PPRN : 1 kursi
5. PKS : 1 kursi
6. PAN : 1 kursi
7. PKB : 1 kursi
8. PPI : 1 kursi
9. Pakar Pangan : 1 kursi
10. PPDI : 1 kursi
11. PDK : 1 kursi
12. Republikan : 1 kursi
13. Pelopor : 1 kursi
14. PPP : 1 kursi

SUMBER: DATA OLAHAN TIMEX

Tidak ada komentar: